Durasi Puasa di Dunia, Ada yang Hanya 1 Jam, Ada yang 20 Jam!

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap tahunnya, umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan durasi yang berbeda-beda. Perbedaan ini bergantung pada letak geografis suatu negara dan panjang siang serta malam yang dipengaruhi oleh rotasi bumi.

Lantas, di kota mana puasa berlangsung paling singkat, dan di mana yang paling lama?

Salah satu kota dengan durasi puasa paling pendek di dunia adalah Murmansk, Rusia, yang terletak di dekat Lingkaran Arktik. Fenomena malam kutub dan matahari tengah malam membuat waktu salat di kota ini menjadi sangat unik.

Pada bulan Desember, selisih antara Zuhur dan Asar hanya sekitar 10 menit, dan satu menit setelah Asar, waktu Magrib tiba. Akibatnya, umat Muslim di Murmansk pernah menjalankan puasa hanya selama satu jam!

Namun, kondisi ini berubah setiap tahunnya, dan pada Ramadan 2025, umat Muslim di Murmansk berpuasa dengan durasi normal sekitar 12-13 jam sesuai dengan musim dan panduan dari ulama.

Selain Murmansk, Antartika juga mengalami kondisi ekstrem yang memengaruhi durasi puasa. Pada musim panas, matahari bisa bersinar selama 24 jam penuh, sedangkan di musim dingin, matahari tidak terbit sama sekali. Karena tidak memiliki penduduk tetap, umat Muslim yang berada di Antartika biasanya mengikuti waktu negara asal atau negara terdekat dengan durasi siang dan malam yang lebih seimbang.

Di sisi lain, beberapa kota di belahan bumi utara harus menjalankan puasa dengan durasi yang jauh lebih lama. Kota-kota seperti Nuuk di Greenland, Reykjavik di Islandia, Stockholm di Swedia, dan Helsinki di Finlandia mengalami siang hari yang sangat panjang akibat kemiringan bumi terhadap matahari.

Pada puncak musim panas, matahari hampir tidak tenggelam, sehingga umat Muslim di kota-kota ini bisa menjalankan puasa hingga hampir 20 jam. Untuk mengatasi kondisi ekstrem ini, beberapa ulama menyarankan agar umat Muslim yang tinggal di daerah tersebut mengikuti waktu puasa dari negara dengan durasi yang lebih normal, seperti Mekah.

Sementara itu, di Indonesia, durasi puasa relatif stabil sepanjang tahun, yakni sekitar 12,5-13 jam. Letak geografis Indonesia di garis khatulistiwa membuat panjang siang dan malam hampir sama sepanjang tahun. Perbedaan waktu imsak dan Magrib di tiga zona waktu Indonesia hanya berkisar 5-10 menit. Misalnya, di Jakarta, waktu imsak sekitar pukul 04.30-04.40 WIB, sementara Magrib sekitar pukul 17.50-18.20 WIB.

Negara-negara di belahan bumi selatan cenderung memiliki durasi puasa yang lebih pendek. Di kota-kota seperti Cape Town di Afrika Selatan, Montevideo di Uruguay, Buenos Aires di Argentina, dan Christchurch di Selandia Baru, umat Muslim hanya berpuasa sekitar 11-12 jam. Hal ini disebabkan oleh posisi matahari yang lebih rendah selama musim ini, sehingga siang hari menjadi lebih singkat.

Perbedaan durasi puasa di berbagai belahan dunia menunjukkan bagaimana kondisi geografis dan astronomi memengaruhi ibadah umat Muslim. Meskipun beberapa kota mengalami puasa yang sangat panjang dan lainnya hanya beberapa jam, esensi dari ibadah ini tetap sama. Islam memberikan kemudahan bagi umatnya dengan panduan dari para ulama, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah dengan kondisi ekstrem.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |