Jakarta, CNBC Indonesia - Gerakan anti Elon Musk makin kencang dan membuat masyarakat di Amerika Serikat (AS) ramai-ramai memboikot Tesla. Bahkan, banyak pemilik Tesla yang memasang stiker pada mobil mereka yang mengindikasikan bahwa mereka tak bangga membeli produk dari perusahaan milik orang terkaya di dunia.
Penjualan Tesla anjlok dan harga jual mobilnya turun, sehingga pengguna 'terjebak' karena akan rugi jika menjual mobil mereka. Di saat bersamaan, saham Tesla juga ambruk yang didorong sentimen negatif terhadap sikap politik Musk, serta ancaman perang tarif yang dikeluarkan Trump.
Menanggapi hujatan ke Musk dan gerakan boikot Tesla, Presiden AS Donald Trump tak tinggal diam. Trump mengatakan akan membeli mobil Tesla baru. Ia juga menyalahkan orang-orang yang berideologi kiri yang disebut radikal. Bahkan, Trump menyebut aksi boikot Tesla adalah hal yang ilegal.
Pernyataan Trump mengemuka sehari setelah saham Tesla mengalami penurunan terburuk dalam hampir 5 tahun terakhir.
Trump juga mengatakan bahwa ia akan melabeli penyerangan showroom Tesla sebagai aksi terorisme lokal. Trump mengatakan akan menyetop aksi penyerangan tersebut.
"Mereka [penyerang showroom Tesla] membahayakan perusahaan AS yang hebat," ujar Trump, dikutip dari The Guardian, Kamis (13/3/2025).
Trump berpidato di jalan masuk Gedung Putih, bersama Musk dan putra Musk yang masih kecil. Beberapa kendaraan Tesla diparkir di jalan masuk agar Trump dapat memilih kendaraan mana yang akan dibeli.
Pada bulan Agustus 2024, seorang podcaster menghadiahkan Trump sebuah Cybertruck. Pada Selasa (11/3), Trump memilih Model S merah, yang katanya akan dibayar dengan cek.
"Elon Musk 'bertaruh' untuk membantu Negara kita, dan dia melakukan PEKERJAAN yang LUAR BIASA! Namun, Kaum Kiri Radikal, seperti yang sering mereka lakukan, mencoba memboikot Tesla secara ilegal dan kolusi, salah satu produsen mobil hebat di Dunia, dan 'bayi' Elon, untuk menyerang dan menyakiti Elon, dan semua yang ia perjuangkan," tulis Trump di akun Truth Social miliknya pada Selasa (11/3) pagi waktu setempat.
Selama konferensi pers, Trump mengulangi pernyataan ini dengan mengatakan: "Kami sudah tahu beberapa dari mereka [penyerang showroom Tesla]. Kami akan menangkap mereka, dan mereka orang jahat," ia menuturkan.
Saham Tesla anjlok tajam pada Senin (10/3) karena pasar bereaksi terhadap ancaman resesi dan rencana tarif Trump. Penurunan Tesla terjadi di tengah protes yang meluas atas pengaruh miliarder Musk di pemerintahan federa.
Di dealer Tesla, digelar kampanye boikot besar-besaran. Pemilik mobil banyak yang menjual kendaraan Tesla mereka, dan aktivis ramai-ramai mendorong anggota masyarakat untuk menjual saham Tesla.
Banyak mobil Tesla di tempat sampah yang dipenuhi grafiti anti-Nazi dan tulisan 'Musk harus pergi'.
Klaim Trump bahwa boikot itu "ilegal" adalah salah. Mahkamah Agung memutuskan pada tahun 1972 bahwa amandemen pertama konstitusi AS melindungi hak warga Amerika untuk memprotes bisnis swasta.
Kelompok gerakan 'Tesla Takedown', yang telah mengorganisasikan protes anti-Tesla di seluruh negeri, mengatakan orang-orang juga memiliki hak untuk melakukan protes secara damai di trotoar dan jalan di depan showroo, perusahaan.
"Protes damai di tempat umum bukanlah terorisme domestik," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak akan diganggu atau membiarkan hak-hak kami diinjak-injak atau dicuri," mereka menambahkan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pak Prabowo, Kapan Lembaga Perlindungan Data Pribadi Dibentuk?
Next Article Petaka Trump Dimulai, Elon Musk Terancam Tumbang