Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya terkontraksi setelah reli selama lima hari beruntun. Meski terkoreksi, ini malah bisa dijadikan peluang untuk tambah muatan lagi.
Pada perdagangan Selasa hari ini (20/5/2025), IHSG berbalik arah dengan cepat pada sore hari ke zona merah, padahal pada sesi I sempat menguat menuju level paling tinggi dalam sehari di 7202,81.
Sayangnya, tren positif harus patah pada hari ini dengan IHSG yang ditutup koreksi 0,65% ke posisi 7.094,6.
IHSG terkoreksi seiring fokus pelaku pasar teralihkan pada penantian hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada Rabu esok hari.
Sebelumnya, BI rate ditahan pada April 2025 di level 5,75%. Hal ini sesuai dengan proyeksi dari berbagai lembaga/institusi.
Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 20 lembaga/institusi secara labil memberikan proyeksi bahwa 50% BI akan menahan suku bunganya di level 5,75%. Sedangkan sisanya atau sebanyak 10 institusi memperkirakan bahwa BI akan menurunkan suku bunganya ke 5,50%.
Seiring dengan sikap wait and see, IHSG terkoreksi. Namun kami melihat ini tampaknya akan terjadi short term atau hanya koreksi wajar saja. Jadi, bisa kita manfaatkan sebagai peluang untuk beli atau tambahan muatan dari saham-saham incaran kita.
Peluang investasi di saham Indonesia masih cukup menarik karena valuasi yang masih murah. Jika melihat pada valuasi IDX30, salah satu indeks BEI yang merangkum 30 emiten dengan fundamental cukup baik dan tentunya likuid per akhir April lalu masih di hargai di posisi -2 standar deviasi menggunakan PE band selama lima tahun.
Posisi PE forward di sekitar 10 kali masih sangat jauh dibandingkan posisi harga wajar-nya di sekitar 14 kali.
Foto: MSI
PE Forward Band IDX30 5 Tahun
Di sisi lain, foreign flow sudah semakin membaik setelah berbulan-bulan mencatat net sell.
Dalam lima hari terakhir, asing mengakumulasi saham RI lebih dari Rp5 triliun. Ini merupakan periode net buy paling banyak sejak awal tahun. Bahkan sempat pada 14 Mei asing mencatat beli bersih nyaris Rp3 triliun yang merupakan level tertinggi dalam tiga tahun. Kembalinya asing mencerminkan pasar saham RI masih prospektif.
Selain itu, pada hari ini ada kabar positif dari pemulihan kondisi APBN yang tak lagi defisit pada April 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencetak surplus senilai Rp4,3 triliun (0,02 persen terhadap produk domestik bruto/PDB) per April 2025, setelah mencatatkan defisit selama tiga bulan berturut-turut.
"Realisasi APBN 2025, setelah mengalami defisit Januari hingga Maret berturut-turut, pada bulan April mengalami turn around atau perubahan," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-18 tentang Penyampaian Pemerintah terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN Tahun Anggaran 2026 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.
Adapun berikut beberapa saham menarik yang masih bisa diakumulasi berdasarkan valuasi yang masih murah dan termasuk dalam konstituen IDX30 :
Namun, perlu dicatat, dalam keputusan investasi valuasi tak hanya sebagai pertimbangan akhir, melainkan harus dikombinasikan dengan analisis fundamental dan teknikal untuk mendapat return yang lebih optimal.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)