Kupas Tuntas Dampak Perlambatan Ekonomi Global terhadap RI

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi global saat ini kerap dinilai kian memburuk, bahkan lebih buruk dari era sebelum pandemi Covid-19. Terutama dengan semakin meruncingnya perang dagang melalui pengenaan tarif tinggi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Lembaga internasional seperti Bank Dunia, MF, hingga OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tak lebih dari 3%. Perang tarif yang memperkeruh sentimen pelaku pasar keuangan dan ekonomi turut memberi dampak besar terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Sentimen ini juga tercermin dari kondisi pasar saham global yang terus memberikan reaksi negatif terhadap perang dagang jilid II antara AS dan Tiongkok. Selain itu, nilai tukar mata uang mayoritas berbagai negara juga ambruk akibat sentimen negatif itu.

Terburuk ialah mata uang Brazil dengan depresiasi mencapai minus 4,5% per 8 April 2025 terhadap 2 April 2025. Diikuti Meksiko minus 2,2%, Thailand minus 1%, dan Indonesia minus 0,8%. Mata Uang Euro dan Jepang saja yang apresiasi 1,1%.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara year on year (yoy). Dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi nasional mengalami kontraksi 0,98%.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 ini dimotori oleh konsumsi ekspor dan konsumsi rumah tangga. Kedua sektor ini mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 6,78% dan 4,89% dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 54,53% untuk konsumsi dan 22,30% untuk ekspor.

Namun jika dibandingkan pada kuartal I-2024, konsumsi rumah tangga pada awal tahun ini lebih tinggi. Pada kuartal I-2024, konsumsi rumah tangga hanya 4,91%.

Meski demikian dukungan dari berbagai pihak tetap diperlukan, apalagi Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2028-2029. Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebut percepatan transisi energi berpotensi menjadi pendorong utama pencapaian target tersebut.

Sektor perbankan pun bisa turut berperan, salah satunya melalui pendanaan yang mendukung transformasi bisnis berkelanjutan. Ini pun sejalan dengan Roadmap Keuangan Berkelanjutan (RKB) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerapkan berbagai kebijakan untuk mendorong lembaga pembiayaan kegiatan berkelanjutan dan transisi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Untuk itu, Bank DBS Indonesia berperan sebagai katalis dengan menyediakan pembiayaan seperti Sustainability-Linked Loan (SLL) dan Green Loan, serta memberikan wawasan terkait kebijakan dan pemahaman pasar yang didukung oleh jaringan serta konektivitas di Asia.

Sepanjang 2024 hingga 2025, Bank DBS Indonesia mencatat peningkatan pendanaan terkait ESG atau Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sebesar 14,8%. Di antaranya pada Januari 2025, Bank DBS Indonesia meluncurkan Sustainability-Linked Trade Facility (SLTF) sebesar US$20 juta bagi PT Indo-Rama Synthetics Tbk, produsen benang pintal dan poliester yang merupakan anak perusahaan Indorama Corporation Pte. Ltd, Singapura.

Di awal Maret, Bank DBS Indonesia bekerja sama dengan Bank UOB Indonesia dalam pendanaan sebesar Rp1,7 triliun kepada PT Princeton Digital Group (PDG) melalui skema club loan. Dana ini digunakan untuk mengembangkan JC2, kampus pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan kapasitas 22 MW di Cibitung.

Untuk sektor produksi pangan berkelanjutan, Bank DBS Indonesia menyalurkan Sustainability-Linked Loan (SLL) senilai Rp350 miliar kepada PT CJ Feed & Care Indonesia guna mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 25% pada 2030.

Di samping mendorong pertumbuhan ekonomi, Bank DBS Indonesia melalui Asian Insights Conference akan membahas dampak perlambatan ekonomi global terhadap Indonesia. Dengan tema "Growth In a Changing World", acara ini akan berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025 di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta.

Asian Insights Conference adalah platform utama bagi bisnis dan investor untuk menavigasi perubahan global dan regional. Bank DBS Indonesia memposisikan diri sebagai mitra keuangan yang terpercaya, menawarkan wawasan tentang tren kunci dan solusi untuk pertumbuhan.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: DBS Siap Gelar Asian Insights Conference 2025!

Next Article Bank DBS Indonesia Raup Laba Bersih Rp 303,04 M di Januari

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |