Harga Beras Dunia Jatuh, Petani RI Dapat Kabar Penting Ini

9 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan pemerintah akan tetap menjaga stabilitas harga gabah dan beras, terutama demi melindungi petani dalam negeri, sejalan dengan terjadinya penurunan harga beras dunia.

"Komitmennya pemerintah, Pak Prabowo selalu sampaikan, petani kita dijaga. Jadi Rp6.500 harga GKP (gabah kering panen), mau harga naik, harga turun, minimal Rp6.500 (per kilogram/kg) Bulog beli," ujar Arief saat ditemui usai rapat koordinasi di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Arief menyebutkan, meskipun harga beras global turun, Indonesia tidak serta-merta ikut menurunkan harga di dalam negeri karena ada prinsip keberpihakan terhadap petani lokal.

"Kalau besok produksinya turun, harga gabah 2-3 bulan ke depan harga gabahnya akan naik, karena produksinya akan mulai turun. Harga gabah minimal tetap dijaga di Rp6.500 (per kg)," katanya.

Adapun turunnya harga beras dunia, lanjut Arief, dipengaruhi oleh kebijakan ekspor India yang sempat menahan pasokan untuk seluruh dunia. Setelah sempat diblokir, kini India mulai membuka keran ekspor kembali. Akibatnya, pasokan beras global kembali membanjir, dan harga pun terkoreksi.

"Dua tahun lalu India itu membanned, tidak ada ekspor untuk seluruh negara karena mereka ada kebutuhan dalam negeri. Kemudian dalam beberapa waktu terakhir sudah dibuka. Artinya, begitu India membuka pasar, kemudian Indonesia tidak mengimpor sebanyak sebelumnya, itu jenuh. Jenuh berarti harga turun," terang dia.

Saat ini, menurut Arief, harga beras internasional tercatat berada di kisaran US$ 390-US$ 460 per metrik ton. Penurunan ini menunjukkan bahwa pasar global memang sangat dipengaruhi oleh dinamika supply dan demand.

"International rice market itu memang tergantung supply and demand. Pada saat itu India tidak mengeluarkan berasnya, kemudian El Nino, produksi itu berkurang, sehingga memicu kenaikan harga. Kalau sekarang harga beras di Indonesia relatif stabil," ujarnya.

Arief menambahkan, keberhasilan menjaga harga beras di dalam negeri tidak lepas dari strategi impor yang dilakukan secara terukur pada tahun lalu. Pemerintah memastikan stok tetap aman, namun tetap menjaga harga gabah petani agar tidak anjlok.

"Perlu diketahui, pada waktu kita melakukan importasi satu tahun lalu, importasi yang dilakukan adalah importasi yang terukur. Sehingga harga gabah di tingkat petani tidak jatuh. Importasinya dihitung dengan cermat. Harga di konsumen bisa dimanage, inflasinya dijaga, volatile food juga sangat baik. Nah ini yang harus dipertahankan," jelasnya.

Menurut Arief, saat ini Indonesia memiliki cadangan pangan yang kuat, ditopang oleh Perpres Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah. Hal ini berkontribusi besar pada pengendalian inflasi nasional dan harga pangan.

"Kalau kita punya stok banyak, punya cadangan pangan pemerintah seperti dengan Perpres 125/2022, kita bisa lihat hasilnya seperti hari ini. Volatile food kita di 3%, inflasi nasional 1,5%. Inflasi terbaik dari tahun 1958. Ini kan prestasi buat kita. Petaninya dijagain, karena perintah presiden harga GKP harus Rp6.500 (per kg)," pungkas Arief.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Beras, Prabowo Kejar Swasembada Pangan Lewat Sorgum Cs

Next Article Efek Anggaran Dipotong Prabowo Rp 198 M, Ini Dampaknya ke Bapanas

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |