loading...
Mobil otonom diprediksi akan merevolusi industri transportasi dan mengubah cara kita berpergian. Foto: ist
JAKARTA - Di masa depan, mobil-mobil otonom meluncur mulus di jalan raya tanpa hambatan, seperti barisan semut yang teratur. Mimpi ini mungkin menjadi kenyataan berkat penelitian terbaru yang mengungkap rahasia semut dalam menghindari kemacetan.
Semut: Ahli Strategi Lalu Lintas Mikro
Dari ketinggian, mobil di jalan raya memang tampak seperti semut. Namun, semut—tidak seperti mobil—memiliki kemampuan luar biasa untuk menghindari kemacetan. Para peneliti kini tengah mempelajari taktik kooperatif serangga kecil ini untuk mengembangkan mobil otonom anti-macet di masa depan.
Fase Transisi: Titik Kritis Kemacetan
“Kemacetan terjadi seperti fase transisi, layaknya air yang berubah dari cair menjadi padat,” ungkap Katsuhiro Nishinari, fisikawan matematika di Universitas Tokyo, yang mempelajari fenomena kemacetan.
Pada kepadatan 15 kendaraan per km per jalur, satu pengemudi yang menginjak rem dapat memicu gelombang kemacetan yang persisten.
Rahasia Semut: Konstan dan Kooperatif
Penelitian Nishinari sebelumnya menunjukkan bahwa semut Ochetellus dapat menjaga kelancaran lalu lintas bahkan pada kepadatan tinggi. Apa rahasianya? Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Transportation Research Interdisciplinary Perspectives, para peneliti merekam pergerakan semut Ochetellus di jalur pencarian makan dan menganalisisnya menggunakan model rekayasa lalu lintas.
Ternyata, semut Ochetellus bepergian dalam kelompok kecil (3-20 ekor) dengan kecepatan yang hampir konstan, menjaga jarak aman, dan tidak saling mendahului. Strategi sederhana inilah yang memungkinkan mereka menghindari kemacetan.
Mobil Otonom: Masa Depan Lalu Lintas yang Kooperatif
“Manusia cenderung egois di jalan, sehingga kemacetan tak terhindarkan," kata Nicola Pugno, peneliti di Universitas Trento, Italia, yang ikut menulis studi tersebut. Namun, mobil otonom di masa depan dapat diprogram untuk lebih kooperatif, layaknya semut.
Mobil otonom dapat berbagi informasi dengan mobil di sekitarnya untuk mengoptimalkan arus lalu lintas, misalnya dengan memprioritaskan kecepatan konstan, menjaga jarak aman, dan tidak saling mendahului.
Jaringan Terdistribusi: Kekuatan Semut dan Mobil Otonom
Jaringan kendaraan otonom ini akan mirip dengan koloni semut, yang menggunakan aroma untuk berkoordinasi. "Tidak ada pemimpin, tetapi organisasi muncul dengan sendirinya," jelas Noa Pinter-Wollman, ilmuwan perilaku di University of California, Los Angeles, yang mempelajari semut.
Sistem terdistribusi seperti ini sangat kuat dan tangguh, baik pada semut maupun kendaraan otonom, kata Nishinari.
Keunikan Semut yang Tak Tergantikan
Namun, semut memiliki kemampuan yang tidak dimiliki mobil, bahkan mobil otonom sekalipun. Semut dapat membuat jalur selebar yang mereka inginkan, tidak seperti mobil yang terbatas pada jalan raya. Ketika terjebak dalam terowongan, semut bahkan dapat berjalan di langit-langit! Selain itu, semut tidak mengalami kecelakaan karena mereka dapat berjalan di atas satu sama lain.
Pelajaran Berharga dari Semut untuk Pengemudi Saat Ini
Nishinari menyampaikan satu pelajaran penting dari semut untuk mencegah kemacetan: jangan mengikuti mobil di depan terlalu dekat. Dengan menjaga jarak aman, pengemudi dapat meredam gelombang pengereman yang dapat menyebabkan kemacetan "hantu" tanpa sebab yang jelas. "Menjaga jarak dapat membantu kelancaran lalu lintas," tegasnya.
Semut, dengan strategi sederhana namun efektif, memberikan inspirasi bagi pengembangan mobil otonom anti-macet di masa depan. Dengan mempelajari dan meniru taktik kooperatif semut, kita dapat mewujudkan sistem lalu lintas yang lebih lancar, aman,danefisien.
(dan)