Ira Noviarti Ungkap Transformasi Pasar Asia di Harvard Business School

5 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia -Mantan CEO Unilever Indonesia, Ira Noviarti, mengungkapkan perubahan dan transformasi pasar di Asia yang harus dihadapi dunia usaha. Ira yang kini menjabat sebagaiBoard member dan Advisor, belum lama ini memberikan pidato kunci (opening keynote)dalam Asia Business Conference 2025 yang diselenggarakan di Harvard Business School.

Menurutnya, perubahan terbesar dalam perilaku konsumen di Asia, pasca pandemi, adalah konsumsi digital yang telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan ini tidak hanya terjadi di kalangan anak muda atau masyarakat di kota besar, melainkan juga di kalangan orang tua dan mereka yang tinggal di kota-kota kecil. Mulai dari belanja, pembayaran, interaksi sosial, hingga sumber informasi, konsumen tidak lagi memisahkan antara online dan offline, mereka menginginkan pengalaman yang terintegrasi. Perbedaan antara media sosial dan belanja yang semakin tidak jelas, Ira menyebut istilah untuk fenomena ini sebagai "Social-First".

Untuk itu,menurut Ira,pelaku bisnis harus membangun ekosistem digital yang terintegrasi. Termasuk strategi omni-channel yang menggabungkan pengalaman online dan offline tanpa batas, proses dan operasional berbasis data, serta penggunaan AI (Artificial Intelligence) yang mampu mengantisipasi kebutuhan konsumen.

Ira Noviarti,Foto: dok Mantan CEO Unilever Indonesia, Ira Noviarti, di Harvard Business School.

Dari sisi tren, Ira menilai, tren Health & Wellnessberkembang sangat pesat. Saat ini, terjadi perubahan yang tinggi pada kesadaran konsumen akan kesehatan dan kebugaran (wellness).

Alhasil, semakin banyak konsumen di Asia yang mencari produk yang mengedepankan kesehatan dan kebugaran, baik dalam bentuk makanan organik, peningkatan daya tahan tubuh, maupun aplikasi yang dapat membantu lebih baik dalam menjalankan rutinitas sehat sehari-hari.

"Harus ada strategi portofolio produk yang solid bagi para pelaku bisnis untuk dapat terus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen.Strategi produk yang memanfaatkan teknologi dan inovasi yang berkelanjutan, sehingga bisnis dapat terus mendorong pertumbuhan," tutur Ira dalam pidatonya dikutip Selasa (4/3/2025).

Lebih jauh, terkait perubahan penting lainnya, Ira menjabarkan mengenai Sustainability and Ethical Consumption yang menjadi prioritas yang tidak bisa ditawar lagi.Semakin banyak segmen konsumen Asia, terutama Gen Z, yang kian sadar akan isu-isu lingkungan dan menuntut perusahaan untuk memberikan transparansi dan menyelaraskan diri dengan nilai-nilai keberlanjutan.

Hal ini meliputi rantai pasok yang bertanggung jawab, transparansi mengenai bagaimana perusahaan memproduksi produk, dari mana bahan baku berasal, pengemasan yang ramah lingkungan, serta inisiatif netral karbon.

"Mendorong pertumbuhan di pasar Asia yang dinamis ini membutuhkan lebih dari sekadar ambisi, tetapi juga kejelian dalam melihat perubahan tren konsumen, kelincahan (agility), komitmen yang mendalam, dan yang terpenting adalah purpose yang jelas," tegas Ira.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jelang Ramadan, Simak Nasib 5 Saham Konsumer Ini

Next Article IHSG Rebound Naik 1% Lebih, Sektor Ini Senyum Lebar

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |