Berikut Prospek Kesepakatan Dagang Asia Tenggara versi Octa Broker

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian di tengah jeda tarif yang disebabkan Amerika Serikat (AS) kepada negara-negara Asia tidak terelakan. Kawasan ini memiliki surplus dagang yang besar dengan AS, dan perekonomian banyak negara sangat bergantung pada ekspor.

Sekarang, negara-negara Asia hanya memiliki sekitar tujuh minggu untuk merundingkan kesepakatan dagang baru dengan AS. Octa Broker melihat kemajuan yang telah dicapai sejauh ini dan menilai peluang untuk mencapai kesepakatan akhir.

Sejak Donald Trump menjadi Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), pasar makin mengkhawatirkan kesehatan ekonomi dunia. Secara khusus, prospek tatanan perdagangan internasional menjadi tidak pasti saat platform pemilihan Trump 2024 meliputi klaim luas tentang tarif baru. Dan pada tanggal 2 April 2025, Trump mengungkap strategi tarif 'timbal balik' yang sudah lama dijanjikan, yang pada dasarnya memberlakukan bea masuk besar-besaran pada lebih dari seratus negara.

Namun, kurang dari seminggu setelah mengungkapkan tarif timbal balik tersebut, Trump menyesuaikan kebijakannya, dan menyatakan bahwa negara-negara yang belum membalas akan mendapat kelonggaran hingga Juli dan hanya akan menghadapi tarif umum AS sebesar 10%. Pada saat yang sama, tarif untuk China semakin dinaikkan.Gagasan utama di balik kebijakan perdagangan agresif Trump adalah bahwa biaya impor yang lebih tinggi akan mendorong produsen global untuk memindahkan produksi ke AS, dan pada saat yang sama menekan negara lain untuk membeli lebih banyak barang AS, dengan demikian mengurangi defisit perdagangan AS yang sangat besar.

Oleh karena itu, negara-negara yang mendapatkan surplus perdagangan besar dengan AS merupakan pihak yang paling takut dan paling dirugikan oleh tarif ini. Banyak dari negara-negara ini berada di Asia Selatan dan Tenggara (lihat tabel di bawah). Bagi negara-negara ini, keputusan Trump untuk menjeda tarif timbal balik selama 90 hari merupakan kesempatan penting untuk negosiasi.

Data Perdagangan Asia vs AS

Sumber: Dana Moneter Internasional, Gedung Putih

Negosiasi antara AS dengan China dimulai minggu lalu dan telah membuahkan beberapa hasil positif. Ada harapan di antara negara-negara Asia lainnya bahwa diskusi produktif serupa dan kesepakatan untuk mengurangi dampak tarif yang diusulkan dapat dilakukan. Beberapa minggu mendatang sangat penting karena negara-negara menjalani periode negosiasi sebelum jeda 90 hari berakhir, untuk berusaha mengamankan ketentuan dagang yang lebih menguntungkan dengan AS.

Pages

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |