Modal Rp10 Juta: Mending Beli Sukuk Ritel, Saham, Emas?

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) untuk memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan pada Selasa dan Rabu (20-21/5/2025) merupakan keputusan yang tepat.

Keputusan ini diambil setelah BI mempertahankan suku bunga pada tiga pertemuan sebelumnya. BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75% dan Lending Facility menjadi 6,25%

Penurunan suku bunga ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang tercatat tumbuh 4,87% pada kuartal pertama 2025, terendah dalam lebih dari tiga tahun. BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi 4,6% hingga 5,4%.

Beberapa instrumen investasi pun dapat merespon positif usai BI memangkas suku bunga, salah satunya pasar saham.


Keputusan BI dalam memangkas suku bunga pun mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin Rabu (21/5/2025) dengan menguat 0,67% di level 7.142,46. Penguatan tersebut memperpanjang kenaikan IHSG di sepanjang Mei 2025 yang telah mencapai 5,55%.

Namun sayangnya, di sepanjang 2025 IHSG hanya menguat tipis 0,88%. Kenaikan didorong oleh kenaikan saham-saham big caps seperti perbankan.

Lalu jika modal Rp10 juta maka jadi berapakah uang investor di bursa saham? Mari kita andaikan dengan saham perbankan big caps.

Namun, bagi investor yang lebih menyukai investasi konservatif hingga moderat, Sukuk Ritel seperti SR022 menjadi pilihan.

Sukuk Ritel Seri SR022 merupakan instrumen investasi syariah yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Produk ini menawarkan dua pilihan tenor 3 tahun dan 5 tahun. Untuk tenor 3 tahun (SR022-T3), investasi akan jatuh tempo pada tanggal 10 Juni 2028.

Keuntungan memiliki produk SBN Tradable seperti Sukuk Ritel SR022 adalah nilai pokok investasinya yang bisa dijual sebelum jatuh tempo melalui pasar sekunder. Akan tetapi perlu diketahui, investor berpotensi mendapatkan capital gain/loss dari peningkatan dan penurunan harga yang mengacu pada harga jual pasar obligasi di Indonesia.

Jika dipegang sampai jatuh tempo (hold to maturity), investor mendapatkan dua keuntungan, yakni imbal hasil tetap yang tidak akan turun sampai jatuh tempo dan kupon yang cair tiap bulan.

Penjualan SR022 di Pasar Sekunder dapat dilakukan 11 Agustus 2025 (setelah berakhirnya masa Minimum Holding Period atau pembayaran kupon pertama di 10 Agustus 2025).

Lalu jika investor berinvestasi Rp10 juta di SR022 berapa kira-kira imbal hasil yang akan didapat? Catatan untuk tenor 3 tahun imbal hasil Fixed Rate sebesar 6,45% per tahun, sementara untuk tenor 5 tahun imbal hasil Fixed Rate sebesar 6,55% per tahun.

Akan tetapi suku bunga yang ditawarkan oleh SR022 tak semenarik dengan imbal hasil dari emas.

Meskipun harga emas sempat mengalami penurunan, akan tetapi di sepanjang 2025 harga emas masih mencatatkan kenaikan hingga 26% pada perdagangan intraday hari ini Rabu (21/5/2025) di level US$3.313,94 per troy ons.

Emas telah menikmati kenaikan yang luar biasa sejauh ini pada 2025. Di tengah volatilitas pasar dan lingkungan ekonomi yang tidak menentu, logam mulia telah naik ke beberapa rekor harga baru tahun ini, yang sebagian besar disebabkan oleh investor yang beralih ke emas sebagai lindung nilai inflasi dan cara untuk mendiversifikasi portofolio mereka.

Beberapa faktor berperan dalam lonjakan harga emas, termasuk masalah yang sedang berlangsung dengan inflasi yang sulit.

Emas cenderung mempertahankan nilainya saat nilai dolar turun, investor sering beralih ke logam tersebut sebagai lindung nilai terhadap inflasi, dengan peningkatan minat investor yang membantu menaikkan harga.

Volatilitas pasar saham baru-baru ini dan ketidakpastian ekonomi yang membayangi juga berperan dalam peningkatan tersebut, karena banyak investor memanfaatkan emas sebagai aset safe haven selama terjadinya gejolak pasar.

Emas telah lama dipandang sebagai aset safe haven, terutama selama masa tekanan ekonomi atau inflasi. Namun, meskipun jenis masalah ekonomi tersebut sedang membayangi sekarang, itu tidak berarti harganya dijamin akan terus naik. Seperti aset lainnya, emas dapat bergejolak - dan faktor yang sama yang mendorongnya naik terkadang dapat menurunkannya dengan cepat.

Melihat ke depan hingga akhir 2025, banyak kinerja harga emas akan bergantung pada bagaimana ekonomi yang lebih luas berkembang. Menurut Schulman B.V, dua faktor terbesar yang perlu diperhatikan adalah keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dan kekuatan dolar AS. Jika The Fed mulai memangkas suku bunga dan dolar melemah, kondisi tersebut dapat memberikan dorongan lain bagi emas.

Lalu, jika investor berinvestasi dengan nilai yang sama sebesar Rp10juta di emas, maka berapa imbal hasil yang akan didapatkan di sepanjang 2025?

Investor dapat meraup cuan hingga Rp2,6 juta di instrumen investasi emas. Hal ini membuktikan bahwa untuk saat ini investasi emas lebih cuan dibandingkan di sukuk ritel maupun saham.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |