Trenggono Punya Jurus Lindungi Ekosistem Terumbu Karang RI Tanpa APBN

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP), Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan tantangan terbesar dalam menjaga kelestarian terumbu karang, adalah soal pendanaan. Namun, di balik keterbatasan anggaran tersebut, pemerintah tak tinggal diam.

Setidaknya, kata dia, ada dua inovasi pendanaan berkelanjutan yang digunakan Indonesia sebagai solusi, yakni Indonesia Coral Reef Bond dan Debt for Nature Swap.

"Salah satu tantangan pengelolaan sumber daya berkelanjutan adalah pendanaan, yang mendorong kita untuk menciptakan inovasi pendanaan pengelolaannya," kata Trenggono dalam acara Media Gathering memperingati 16 tahun berdirinya Coral Triangle Initiative on Coral Reef Fisheries and Food Security (CTI-CFF), di Auditorium KKP, Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Trenggono menjelaskan, Indonesia Coral Reef Bond, atau Coral Bond merupakan instrumen pendanaan non-pemerintah yang bukan berbentuk utang. Selain itu, katanya, risiko dari instrumen ini ditanggung oleh Bank Dunia, dan dana yang dihimpun ditujukan untuk memperkuat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi. Pengelolaan ini akan diukur menggunakan standar IUCN Green List, atau standar global baru untuk kawasan lindung.

Sementara untuk Debt for Nature Swap, yang mana menjadi inovasi pendanaan kedua yang dimanfaatkan Indonesia, merupakan pendanaan di bawah program The Tropical Forest and Coral Reef Conservation dari Pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Debt for Nature Swap merupakan kebijakan skema pengalihan hutang negara berkembang untuk dana konservasi lingkungan, dalam hal ini terumbu karang," ungkapnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Media Gathering memperingati 16 tahun berdirinya Coral Triangle Initiative on Coral Reef Fisheries and Food Security (CTI-CFF), di Auditorium KKP, Jakarta, Kamis (22/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Media Gathering memperingati 16 tahun berdirinya Coral Triangle Initiative on Coral Reef Fisheries and Food Security (CTI-CFF), di Auditorium KKP, Jakarta, Kamis (22/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Media Gathering memperingati 16 tahun berdirinya Coral Triangle Initiative on Coral Reef Fisheries and Food Security (CTI-CFF), di Auditorium KKP, Jakarta, Kamis (22/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Sebagai Ketua Dewan Menteri CTI-CFF, Trenggono menyebut kawasan Coral Triangle sebagai jantung keanekaragaman hayati laut dunia, mencakup wilayah dari 6 negara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Keenam negara tersebut memiliki keistimewaan karena menyimpan lebih dari 76% spesies terumbu karang dunia, yaitu sekitar lebih dari 600 spesies.

Indonesia sendiri, ungkap dia, menyumbang sekitar 65% dari wilayah kawasan segitiga karang (Coral Triangle).

"Coral Triangle merupakan kawasan penting secara ekologis, sosial dan ekonomi. Ia adalah habitat bagi lebih dari 2.000 spesies ikan karang, serta area penting bagi spesies laut yang terancam punah seperti penyu, hiu karang, dan dugong," jelasnya.

Namun, lanjutnya, keberadaan kawasan ini tak lepas dari ancaman, seperti eksploitasi tak bertanggung jawab, overfishing, perubahan iklim, hingga sampah plastik laut. Untuk itu, Indonesia mengimplementasikan lima kebijakan ekonomi biru demi keberlanjutan, diantaranya perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan, pengawasan kawasan pesisir dan pulau kecil, dan pembersihan sampah plastik melalui gerakan "Bulan Cinta Laut".

Langkah-langkah ini diharapkan mendukung visi "Indonesia Emas 2045" dan sejalan dengan agenda Regional Plan of Action (RPOA) 2.0 2020-2030, yang mengedepankan keseimbangan konservasi dan pemanfaatan sumber daya laut.

Trenggono pun mengajak semua pihak untuk terus menjaga kawasan segitiga karang. "Satu segitiga, keindahan tak terbatas. Mari kita pastikan kelestarian kawasan segitiga karang sebagai anugerah terindah untuk dunia," pungkasnya.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: KKP Tangkap Kapal Ikan Asing, Cegah Negara Rugi Rp 774 Miliar

Next Article Trenggono Tangkap 240 Kapal Maling Ikan di 2024, Ada dari Rusia!

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |