Jakarta, CNBC Indonesia - Emas kembali tunjukkan kilau. Harga emas lagi-lagi melejit usai indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah dan meningkatnya kekhawatiran perang dagang setelah tarif Presiden Donald Trump mendorong peningkatan permintaan emas.
Pada perdagangan Selasa (4/3/2025), harga emas dunia di pasar spot melesat 0,82% ke US$2.917,49 per troy ons. Penguatan tersebut berhasil membuat harga emas kembali ke level psikologis US$2.900 per troy ons. Kenaikan kemarin juga membuat emas menguat dua hari beruntun dengan penguatan menembus 2,06%.
Pada perdagangan hari ini Rabu (5/3/2025) hingga pukul 06.23 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,07% di posisi US$2.915,59 per troy ons.
Harga emas naik pada perdagangan Selasa, didorong oleh dolar yang lebih lemah dan meningkatnya permintaan safe haven di tengah meningkatnya konflik perdagangan menyusul pemberlakuan tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump.
"Penerapan tarif membawa ketidakpastian tingkat tinggi ke pasar, dan produk safe haven seperti emas dan perak terus berjalan dengan baik," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, kepada Reuters.
"Dolar AS mengalami tekanan terhadap beberapa mata uang utama lainnya, sehingga hal itu juga turut mendukung," imbuhnya.
Tarif baru Trump sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada mulai berlaku pada pukul 05.01 waktu AS (GMT). Ia juga menggandakan bea masuk untuk barang-barang China menjadi 20%. China langsung membalas dengan tarif tambahan sebesar 10%-15% untuk impor AS tertentu mulai 10 Maret dan serangkaian pembatasan ekspor baru untuk entitas-entitas AS yang ditunjuk.
Kanada membalas dengan tarif sebesar 25% untuk impor AS senilai C$30 miliar yang berlaku langsung pada hari Selasa. China juga berencana membalas kebijakan tarif Trump.
China telah mengumumkan langkah pembalasan tambahan sebagai respons terhadap putaran tarif terbaru dari AS. Mulai 10 Maret, China akan memberlakukan tarif hingga 15% pada beberapa barang AS, dengan produk pertanian seperti jagung dan kedelai termasuk yang terkena tarif baru sebesar 15% dan 10%, masing-masing.
Selain tarif ini, China juga akan memberlakukan pembatasan ekspor pada 15 perusahaan AS, termasuk Leidos dan General Dynamics Land Systems.
Tindakan ini mengikuti penerapan tarif baru sebesar 10% pada barang-barang China oleh AS, yang semakin memperburuk ketegangan antara kedua negara.
Sementara itu, indeks dolar AS terperosok 1,14% di level 105,53 pada perdagangan kemarin Selasa (4/3/2025), mencapai level terendah sejak Desember dan membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Kini fokus investor beralih ke laporan ketenagakerjaan ADP yang akan dirilis pada hari Rabu dan laporan penggajian nonpertanian AS pada hari Jumat untuk mendapatkan petunjuk tentang lintasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Mengingat potensi ketidakstabilan ekonomi dan melemahnya pasar kerja, mungkin ada kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal dari yang diharapkan oleh The Fed, menurut Meger.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)