Jakarta, CNBC Indonesia - Didirikan sejak tahun 1960, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah membangun berbagai infrastruktur penting untuk meningkatkan perekonomian, ketahanan energi dan kemandirian bangsa. Tidak serta merta lahir sebagai perusahaan konstruksi, WIKA yang awalnya merupakan perusahaan instalatur listrik kemudian bertransformasi menjadi perusahaan konstruksi berskala global.
Lebih lanjut, WIKA terbukti mampu mengerjakan proyek berskala mega mulai dari tahap engineering, procurement, construction hingga commissioning (EPCC). Mengingat, perusahaan konstruksi pelat merah ini memiliki kapasitas end to end.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito menuturkan, WIKA memulai perjalanannya sebagai perusahaan konstruksi EPCC sejak tahun 2004. Dalam periode 21 tahun tersebut, WIKA telah mengerjakan 45 proyek Industrial Plant untuk meningkatkan nilai produk dalam negeri.
Adapun proyek yang dimaksud adalah 12 smelter untuk pengolahan produk nickel, cooper dan alumina, 8 coal handling facility (CHF) untuk meningkatkan pengelolaan dan proses distribusi batu bara, hingga 4 pabrik pupuk, 2 pabrik gula dan 7 pabrik minyak goreng untuk meningkatkan ketahanan pangan, serta 9 pabrik semen sebagai hulu peningkatan infrastruktur dalam negeri.
"Selain mendukung swasembada pangan dan produk dalam negeri, WIKA juga telah membangun proyek pendukung ketahanan energi Indonesia. Proyek tersebut diantaranya 43 proyek pembangkit dengan total kapasitas lebih dari 14.800 Megawatt serta 38 proyek oil and gas berstandar global seperti gas pipeline, fuel tank, LPG Terminal dan Depot Pengisian Pesawat Udara di Indonesia," ujar Agung dalam keterangan resminya, ditulis Rabu (5/3/2025).
Sebagai perusahaan yang terus berinovasi, lanjut dia, WIKA mengadopsi teknologi mutakhir dalam setiap proyeknya. Implementasi Building Information Modeling (BIM) memungkinkan efisiensi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, sementara pemanfaatan sistem digitalisasi lainnya meningkatkan produktivitas dan efektivitas operasional.
Untuk itu, WIKA juga memastikan bahwa seluruh proyeknya memenuhi standar keselamatan dan keberlanjutan tinggi, sejalan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Dengan sustainalytics risk rating ESG 33,5 (terbaik di sektor infrastruktur di Indonesia), WIKA terus berupaya menerapkan tata kelola yang baik, praktik bisnis yang bertanggung jawab, serta memperhatikan dampak lingkungan dan sosial di seluruh wilayah operasi.
Di sisi lain, dia menjelaskan, WIKA terus memperkuat sinergi dengan mitra strategis guna meningkatkan daya saing, terjadinya transfer knowledge serta memperluas cakupan proyek, baik di dalam maupun luar negeri.
"Sebagai champion di bidang EPCC, WIKA berkomitmen dan siap menghadirkan solusi EPCC yang inovatif dan berkelanjutan guna mendukung ketahanan energi dan hilirisasi industri nasional sesuai Asta Cita. Dengan pengalaman, sumber daya, teknologi mutakhir, serta sinergi dengan mitra strategis, kami mampu memperkuat pembangunan infrastruktur dalam dan luar negeri," tandas dia.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Waktu Pencairan THR PNS Segera Diumumkan Presiden Prabowo
Next Article WIKA Kembali Raih Kualifikasi Badan Publik Informatif