Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Tanah Air lagi-lagi harus membukukan kinerja yang buruk, usai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok pada perdagangan kemarin. Meskipun IHSG jatuh dalam, beberapa saham justru terpantau naik di tengah gejolak pasar saham. Hal ini pun memberikan peluang untuk melanjutkan kenaikannya.
Pada perdagangan kemarin, IHSG turun 0,57% di level 6.598,21. Penurunan tersebut mematahkan penguatan IHSG selama tiga hari beruntun pada perdagangan sebelumnya.
CNBC Indonesia Research telah menganalisa dua saham yang cukup tangguh di tengah gejolak pasar saham Tanah Air, yang dapat memberikan peluang kenaikan lanjutan.
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau dikenal dengan Lonsum, bergerak dalam industri perkebunan kelapa sawit dan karet.
Seperti kita ketahui bahwa harga minyak kelapa sawit pada kuartal IV 2024 mengalami lonjakan hingga 18%. Kenaikan harga minyak kelapa sawit tentunya akan berpengaruh terhadap margin hingga penjualan produsen minyak kelapa sawit pada kuartal IV 2024.
Kabar terbaru, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) melaporkan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024.
Dalam siaran pers pada Jumat (28/2/2025) laporan keuangan di sepanjang 2024, produksi TBS inti sebesar 1,17 juta ton, relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya.
Produksi CPO turun 2% yoy menjadi 287 ribu ton seiring penurunan TBS dari pihak eksternal.
Penjualan naik 9% yoy menjadi Rp4,56 triliun, didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata produk sawit yang sebagian diimbangi oleh penurunan volume penjualan.
Laba bruto naik 73% yoy menjadi Rp1,99 triliun, laba usaha naik 104% yoy menjadi Rp1,55 triliun dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 94% yoy menjadi Rp1,48 triliun.
Dari posisi charting, harga saham LSIP kini telah berada di jalur uptrend secara secondary trend dan tengah menuju level resistance Rp1.200 per lembar saham yang terdekat, dan terjauh di level Rp1.300 per lembar saham. Sementara untuk posisi support terdekat berada di level Rp1.065 per lembar saham.
PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA)
PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) yang merupakan anak perusahaan PT Sarana Agro Investama, di sektor komoditas minyak sawit juga tak kalah dengan performa harga saham dari PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Dalam sebulan terakhir, saham JAWA telah naik hingga 12%.
Harga CPO yang naik pada kuartal IV 2024 pun dapat mendorong performa penjualan minyak sawit PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA). Sehingga hal ini dapat memberikan potensi JAWA untuk membalikkan kerugian menjadi keuntungan.
Dari sisi charting, level support saham JAWA berada di level Rp86 hingga Rp92 per lembar saham. Sementara untuk level resistance berada di area Rp120 hingga Rp150 per lembar saham. Jika JAWA berhasil turnaround, tak menutup kemungkinan saham JAWA dapat menuju level Rp200 per lembar saham.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)