Ada Insiden Kebakaran di Kilang Minyak Tuban, TPPI Buka Suara

11 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) buka suara terkait kabar adanya ledakan dan juga kebakaran pada kilang minyak dan petrokimia milik perusahaan di Tuban, Jawa Timur, pada Kamis (16/10/2025) sekitar pukul 12.00 WIB siang.

Area Manager Commercial & CSR PT TPPI Tuban Tinoto menjelaskan, hal ini terjadi karena ada insiden pada peralatan kilang perusahaan dan menimbulkan asap. Namun menurutnya tidak ada ledakan.

Tim Tanggap Darurat TPPI langsung bergerak cepat dan berhasil menangani insiden kebakaran tersebut dalam waktu 30-40 menit. Kondisi kilang pun menurutnya kini telah aman dan kilang pun kembali beroperasi normal.

"Ada insiden peralatan kami, dan menimbulkan asap, tetapi tidak ledakan dan kondisi aman, team emergency kami telah menangani dengan cepat sekitar 30-40 menit, dan kilang beroperasional normal kembali setelahnya. Pasokan BBM tidak mengalami gangguan/ kendala," ungkap Tinoto kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/10/2025).

Dia pun menegaskan, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

"Alhamdulillah aman dan tidak ada korban, kilang beroperasi normal segera," ujarnya.

Sebelumnya, ledakan dikabarkan terjadi di kilang pengolahan minyak dan petrokimia milik PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, pada Kamis (16/10/2025) sekitar pukul 12.00 WIB siang.

Ledakan ini membuat warga yang bermukim dekat lokasi kilang panik dan berhamburan keluar rumah. Kepulan asap hitam pekat dan api terpantau membubung tinggi menyusul terdengarnya suara ledakan tersebut.

"Sekitar jam 12.00 WIB, api mulai kelihatan. Ada suara ledakan kecil dulu, dan api membesar. Asapnya hitam pekat," tutur Kamtomo, warga setempat, dikutip dari detikcom, Kamis (15/10/2025).

Kamtomo mengaku, kepanikan langsung menyelimuti warga sekitar. Tak sedikit warga Tasikharjo memilih lari ke Pantai Panduri, dan warga Remen ngungsi ke balai desa.

"Kami takut asapnya beracun karena ini perusahaan kimia," ujarnya.

Hal senada diungkapkan warga lain, Hanafi (51). Hanafi menuturkan ledakan sempat terdengar satu kali, diikuti kobaran api yang makin besar.

"Asap keluar sekitar lima menit, terus duar! Ledakan besar banget," ujar Hanafi.

Namun yang membuat warga kesal, bukan hanya ledakan itu sendiri, melainkan minimnya informasi dari pihak perusahaan.

"Nggak ada imbauan atau pemberitahuan sama sekali dari TPPI. Alarm juga telat banget bunyinya, " kata Hanafi.

Mengutip detikcom, Kepala Desa Tasikharjo Damuri mengaku langsung bergerak begitu mendapat kabar dari anaknya bahwa pabrik TPPI terbakar. Namun, ketika mencoba menghubungi pihak perusahaan, tak satu pun nomor darurat diangkat.

"Saya telpon semua yang berkepentingan di TPPI, nggak ada yang jawab. Saya tahu mungkin mereka panik, tapi seharusnya ada koordinasi. Minimal kasih tahu saya sebagai kepala desa supaya bisa ambil langkah," tutu Kades Damuri.

Damuri akhirnya memerintahkan pengeras suara masjid untuk mengimbau warga segera evakuasi. "Semua lari sendiri-sendiri, karena panik. Untungnya nggak ada korban jiwa," kata Damuri. Namun ia menegaskan, trauma mendalam dialami warga.

"Bayangkan, anak-anak sekolah harus dipulangkan, warga ketakutan karena asap hitam pekat menutup langit." imbuh Damuri.

Perlu diketahui, TPPI bergerak di bidang Industri produk dari pengilangan minyak bumi, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia dan perdagangan besar khusus lainnya. Produk utama yang dihasilkan berupa produk aromatik, terutama paraxylene, benzene, orthoxylene, heavy aromatic, dan toluene. Perusahaan juga memproduksi petroleum, terutama light naphtha, minyak gas, dan bahan bakar seperti mogas alias bensin RON 88 dan mogas 92.

Perusahaan memiliki kilang yang beroperasi secara komersial pada 1 Agustus 2006. Kilang tersebut dapat menghasilkan sekitar 600.000 ton Paraxylene per tahun, 300.000 ton Benzene per tahun, 275.000 ton Solar per tahun, 66.000 barel BBM RON 88 (Premium) per hari, serta 59.000 barel Pertamax per hari.

Selain itu, kilang TPPI tersebut juga mampu memproduksi LPG hingga 480 metrik ton per hari, dan mengolah kondensat dan/atau naphta sekitar 100.000 barel per hari.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Buka Lelang Impor Minyak, Rusia Boleh Masuk!

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |