Awas! RI Punya Senjata Ampuh, Pabrik Makanan-Minuman di AS Bisa Mati

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan tarif presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bukan hanya berdampak pada Indonesia. Namun juga bisa menyasar perusahaan asal AS sendiri, salah satunya produsen makanan dan minuman.

Seperti diketahui, produk kakao dan olahannya asal Indonesia sangat dibutuhkan oleh AS. Meski bukan eksportir terbesar, namun Indonesia punya posisi yang unik di global.

Olahan kakao tanah air, khususnya pasta dan mentega kakao (cocoa butter) ternyata bahan yang sangat penting untuk industri makanan dan minuman dunia termasuk AS.

Dalam catatan Indonesia Trade Promotion Center in Chicago (ITPC) Kementerian Perdagangan, impor produk cocoa butter di AS dari negara lain mencapai US$530 juta pada 2022. Khusus untuk Indonesia, jumlahnya mencapai US$219 juta dengan pangsa pasar 29,5%.

Jumlah produk olahan kakao Indonesia ke AS tetap stabil berdasarkan data Badan Pusat Statistik selama lima tahun terakhir. Bahkan jumlahnya melonjak drastis tahun lalu sebesar US$391,96 juta dari US$152,9 juta pada 2023.

HS 18032000 atau cocoa paste wholly or partly defatted tercatat menyumbang US$8,61 juta selama tahun 2024. Sementara puncaknya pada 2022 dengan jumlah US$23,83 juta.

Indonesia dalam laporan Observatory of Economic Complexity (OEC) menjadi salah satu negara utama pemasok cocoa paste dan cocoa butte ke AS. Selain itu ada juga yang Belanda, Pantai Gading dan Ghana yang berada dalam posisi yang sama.

Pasokan dari tanah air juga membuat efisiensi biaya dan konsistensi pasokan. Produsen coklat Hershey's dan Mars memerlukan pasokan berjumlah besar dan konsisten agar bisa menjaga kapasitas produksinya.

Cara yang dilakukan selama ini adalah melalui jalur distribusikan, salah satunya melalui dua wilayah di Indonesia yakni Sumatera dan Sulawesi.

(npb/haa)

Next Article Warning! Harga Bahan Makanan Ini Diramal Naik Gila-Gilaan di 2025