Buka Puasa Sunnah Pakai Kurma, kalau Tidak Ada Bagaimana? Cukup yang Mudah Ini Kata Gus Baha

5 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Buka puasa dengan kurma sudah menjadi kebiasaan banyak orang, terutama karena dianggap mengikuti sunnah. Namun, bagaimana jika seseorang tidak bisa mendapatkan kurma?

Sebagian orang berpikir bahwa berbuka puasa harus dengan kurma agar mendapatkan sunnah. Padahal, Islam tidak pernah mengajarkan ibadah yang memberatkan.

Ahli tafsir asal Rembang KH Ahmad Bahuddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan bahwa berbuka dengan kurma memang sunnah, tetapi bukan kewajiban. Jika kurma mudah didapat, maka bagus. Namun, jika tidak ada, tidak perlu memaksakan diri.

Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha mencontohkan kondisi di Gunungkidul atau daerah yang ekonominya sulit. “Kalau di Gunungkidul misalnya, kondisinya melarat, apa mungkin pakai kurma mengejar sunnah?” tuturnya.

Pernyataan ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @namakurony. Gus Baha menegaskan bahwa buka puasa tidak perlu dibuat sulit atau repot.

Menurutnya, dalam fikih sudah jelas bahwa jika bisa berbuka dengan kurma, maka baik. Jika tidak ada, cukup makanan manis. Jika makanan manis pun tidak ada, cukup dengan apa saja yang tersedia asalkan halal.

“Hukum bagaimanapun jangan dikit-dikit sunnah, bilang sunnah karena mampu. Kalau memang tidak mampu, ya sudah. Tidak perlu memaksakan diri, asal tidak nyolong” jelasnya.

Simak Video Pilihan Ini:

Viral! Banjir Bandang Seret Kandang Kambing di Banjarnegara

Promosi 1

Gus Baha Berkelakar Pilih Kelapa Muda Timbang Kurma

Gus Baha juga mengisahkan pengalamannya ketika banyak tamu yang datang membawa berbagai jenis kurma. Namun, ia justru tidak selalu mengonsumsinya saat berbuka puasa.

“Gus, kurma, Gus,” kata salah satu tamunya. Namun, Gus Baha justru menjawab, “Kurma buat apa? Makan saja sendiri,” ucapnya sambil tersenyum tandanya berkelakar.

Ia mengaku lebih suka berbuka dengan dawegan atau kelapa muda daripada kurma.

“Kalau mau sunnah berbuka dengan kurma dan kamu mampu, ya sudah, itu sunnah untukmu. Tapi jangan sampai sunnah ini membuat orang lain merasa repot,” pesannya.

Menurutnya, banyak orang yang salah paham soal amalan sunnah. Seolah-olah jika tidak bisa melakukannya, maka merasa kurang sempurna dalam beribadah.

Padahal, Islam memberi kemudahan dalam setiap ibadah. Jika ada hal yang memberatkan, maka ada solusi yang lebih sederhana tanpa mengurangi esensi ibadah itu sendiri.

Air Putih Saja Cukup, Ini Hadisnya

Bahkan, dalam beberapa hadis disebutkan bahwa berbuka dengan air pun sudah cukup jika tidak ada kurma.

Rasulullah pernah bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka hendaklah berbuka dengan kurma, jika tidak ada, maka dengan air, karena air itu menyucikan.”

Dari sini bisa dipahami bahwa yang terpenting dalam berbuka adalah segera membatalkan puasa, bukan soal makanan tertentu yang dikonsumsi.

Gus Baha juga mengingatkan agar umat Islam tidak mudah merasa paling benar dalam urusan ibadah, terutama dalam hal sunnah.

Ia mencontohkan orang yang suka menegur orang lain hanya karena tidak berbuka dengan kurma, padahal hal itu bukan kewajiban.

Menurutnya, ibadah yang baik adalah yang dijalankan dengan keikhlasan dan tidak dibuat-buat.

“Jangan sampai sunnah yang sebenarnya ringan malah jadi beban bagi diri sendiri atau orang lain,” tegasnya.

Dalam banyak kesempatan, Gus Baha sering mengajarkan pemahaman agama yang mudah diterima dan tidak membuat orang merasa terbebani.

Baginya, ibadah yang baik adalah yang bisa dilakukan dengan tenang dan tanpa merasa dipaksakan.

Pemahaman seperti ini penting untuk menjaga ketenangan dalam beribadah, sehingga orang bisa menjalankan ajaran Islam dengan penuh keikhlasan.

Gus Baha menutup pesannya dengan mengingatkan bahwa berbuka puasa adalah momen kebahagiaan yang tidak perlu dibuat rumit.

“Yang penting berbuka, makan yang ada, dan bersyukur. Itu sudah cukup,” pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |