Jakarta -
Tidur bagi anak balita bukan sekadar waktu istirahat, melainkan fase kritis untuk pertumbuhan otak, fisik, dan perkembangan emosi mereka. Dalam jurnal yang dipublikasikan American Academy of Pediatrics, antara 25-50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang. Hal ini dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental
Manfaat Tidur bagi Pertumbuhan Anak
Dokter spesialis anak, dr. Yuni Astria, SpA mengatakan tidur merupakan salah satu bagian fundamental dalam proses perkembangan otak dan sistem saraf anak.
"Selama fase deep sleep, tubuh anak memproduksi hormon pertumbuhan (growth hormone) dalam jumlah besar, yang utamanya berperan untuk perkembangan tulang, otot, dan sejumlah organ yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Di saat yang sama, otak memproses dan menyimpan informasi, memperkuat daya ingat, serta membentuk kemampuan belajar dan regulasi emosi," jelas dr. Yuni dalam keterangannya, Kamis (8/5/2025).
Penelitian yang dipublikasikan American Academy of Pediatrics juga menunjukkan kurang tidur pada anak usia dini berkaitan dengan risiko lebih tinggi terhadap gangguan atensi, kecemasan, bahkan kejadian obesitas dan hipertensi di kemudian hari.
Gangguan yang Sering Diabaikan, tapi Berdampak Besar
Kualitas tidur anak seringkali terganggu karena terbangun di tengah malam akibat berbagai faktor yang kerap luput dari perhatian, seperti paparan gawai menjelang tidur, pencahayaan kamar yang terlalu terang, suhu ruangan yang tidak nyaman, hingga gangguan gigitan serangga seperti nyamuk.
"Meski terlihat sepele, gangguan kecil ini bisa mengganggu fase deep sleep, yang tentunya berdampak pada pada produksi hormon pertumbuhan dan konsolidasi memori yang terjadi saat tidur," tambah dr. Yuni.
National Sleep Foundation, lembaga rujukan internasional di bidang tidur, pun mengatakan tidur yang terdisrupsi akibat gangguan eksternal dapat berkontribusi menyebabkan masalah perilaku, kemampuan belajar, penurunan daya tahan tubuh hingga kualitas tidur anak.
Strategi Ciptakan Tidur Nyenyak dan Bebas Gangguan
Untuk mendukung tidur berkualitas, dr. Yuni pun merekomendasikan beberapa langkah sederhana:
- Mandi air hangat sebelum tidur untuk membantu relaksasi.
- Makan terakhir diupayakan maksimal 1,5 jam sebelum waktu tidur
- Hindari paparan gawai mulai dari 1 jam menjelang waktu tidur
- Upayakan jadwal masuk kamar untuk tidur konsisten setiap harinya
- Menciptakan ritual malam, seperti membacakan cerita petualangan seru yang sarat nilai kebaikan dengan suara lembut.
- Mengatur kamar tidur agar nyaman: cahaya redup cenderung gelap, sejuk, tenang, dan bebas potensi gangguan serangga.
- Menggunakan perlindungan tambahan agar anak tidak terganggu gigitan nyamuk atau serangga lain saat tidur.
"Rutinitas tidur yang konsisten membantu ritme biologis anak beradaptasi, sehingga tubuh dan otak mereka lebih siap untuk beristirahat. Ini juga mengajarkan disiplin sejak dini," jelas dr. Yuni.
Tidur Berkualitas Pondasi Tumbuh Kembang & Pilar Masa Depan Anak
dr. Yuni menekankan tidur berkualitas perlu dipandang sama pentingnya dengan nutrisi dan stimulasi dini. Pasalnya, hal ini menjadi pondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan.
"Tanpa tidur yang cukup dan berkualitas, anak tidak hanya mengalami hambatan fisik, tetapi juga kesulitan mengontrol emosi, belajar, dan membangun hubungan sosial. Semua ini dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan mereka," tuturnya.
Dalam hal ini, mengabaikan detail kamar, seperti cahaya kamar, paparan gawai, atau perlindungan dari gangguan serangga juga termasuk mengabaikan aspek penting dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak.
Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak memiliki malam yang tenang dan bebas gangguan. Pasalnya, hal ini menjadi bentuk investasi nyata untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, lebih cerdas, dan siap menghadapi masa depan.
(prf/ega)