Puncak, Bogor, CNN Indonesia --
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menyegel dan memasang papan peringatan pengawasan di empat lokasi di Kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3) yang diduga melanggar perizinan lingkungan dan berkontribusi terhadap banjir di hilir
Hanif bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Zulkifli Hasan, dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi awalnya menyegel bangunan yang disebut milik PT Perusahaan Perkebunan Sumber Sari Bumi.
Lokasi selanjutnya adalah Hibisc Fantasy yang dikelola PT Jaswita Jabar, lalu lokasi milik PTPN I Regional 2 Gunung Mas dan Eiger Adventure Land.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan melakukan pendalaman di dalam tahapan penyidikan. Kami akan menuntut dua hal. Pertama dari pidananya, karena berdasarkan kajian kita, telah berkontribusi menyebabkan banjir dengan kerugian yang cukup besar material dan korban jiwa," kata Hanif di Bogor.
Hanif mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk menyelesaikan pemasangan papan pengawasan di 33 lokasi di kawasan puncak karena dugaan pelanggaran.
Ia menegaskan kementeriannya tengah mendalami pelanggaran-pelanggaran untuk proses hukum lebih lanjut.
"Kita akan memerintahkan Pak Deputi Gakkum untuk menyelesaikan seluruh tenan-tenan yang berada di segmen hulu ini untuk dilakukan penyegelan. Penyegelan dan proses hukum lebih lanjut," ujarnya.
Hanif menjelaskan banjir yang terjadi di hilir Ciliwung awal Maret ini disebabkan oleh lanskap yang sudah rusak.
Ia mengatakan wilayah hulu DAS Ciliwung mencapai 15.000 hektare menurut data pada 2010. Peruntukan lahannya adalah kawasan lindung, taman nasional, kawasan hutan produksi, badan air, dan sekitar 500 hektare untuk pemukiman.
Namun, kata dia, terjadi perubahan tata ruang lahan pada 2022. Dari 15.000 hektare di hulu berubah fungsi hampir 8.000 hektare menjadi kawasan pertanian yang kini memiliki bangunan-bangunan.
"Sehingga kita agak bertanya-tanya, tetapi kami akan dalami, kenapa di 2022 itu berubah menjadi kawasan pertanian. Ini tentu berimplikasi kepada kemudian maraklah itu, termasuk pemukiman. Ada pemukiman berkembang dari 500 menjadi 1.500 (hektare). Padahal di hulu ini sebenarnya nggak
boleh ada apa-apa," kata Hanif.
Ia menyebut bahkan kini bahkan ada resort yang berada di badan sungai. Hanif mengatakan kementerianya akan mengoreksi detail apa yang terjadi pada DAS Ciliwung buntut banjir awal Maret ini.
"Ada pihak-pihak yang harus bertanggung jawab, ya seperti Jaswita tadi. Jaswita tadi benar-benar ada di tengah aliran sungai. Ini sangat berbahaya," katanya.
(yoa/gil)