Internet Starlink di RI Makin Lelet, Ternyata Cuma Ngebut di Awal

8 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Terhitung sudah lebih dari setahun Starlink membuka layanannya di Indonesia sejak Mei 2024. Namun ternyata ditemukan kecepatan internetnya tak sekencang dulu.

Perusahaan analisis jaringan seluler internasional, Opensignal mengungkapkan hal tersebut dalam laporan berjudul 'Starlink di Indonesia - Satu Tahun Berlalu'. Dari laporan itu diketahui kecepatan download Starlink berkurang dari 42 Mbps tahun 2024 menjadi hanya 15,8 Mbps pada tahun ini.

Begitu juga kecepatan unggah atau upload. Saat ini berkisar 5,4 Mbps dari tahun sebelumnya 10,5 Mbps.

"Ketika Starlink diluncurkan di Indonesia pada bulan Mei 2024, Starlink membawa harapan bagi masyarakat yang berada di luar jangkauan jaringan fiber atau jaringan seluler. Dengan kecepatan awal unduh 42,0 Mbps dan unggah 10,5 Mbps, Starlink menawarkan alternatif yang kuat untuk koneksi nirkabel yang sudah ada," kata Opensignal, dikutip dari laman resminya, Selasa (14/10/2025).

"Namun dalam waktu satu tahun, penggunaan yang pesat membuat kapasitasnya tertekan: unduhan turun hampir dua pertiga, unggahan turun hampir setengahnya, dan skor Pengalaman Menggunakan Video turun lima poin," imbuh perusahaan.

Opensignal mengatakan kemungkinan penurunan ini karena permintaan yang melonjak. Hal ini juga yang membuat layanan Starlink sempat menghentikan pendaftaran sementara pengguna baru pada Juli 2025.

Saat pendaftaran kembali dibuka, harga layanan mengalami peningkatan. Artinya konsumen yang ingin menggunakannya harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi atau menunggu hingga permintaan berkurang.

Laporan itu mencatat biaya layanannya berkisar Rp 8-9,4 juta, bergantung pada gateway. Harganya tiga kali lipat dari upah rata-rata bulanan masyarakat Indonesia.

"Ini berarti konsumen yang tertarik harus membayar biaya tinggi di muka atau menunggu hingga permintaan berkurang," kata Opensignal.

Namun tak semuanya memburuk. Opensignal juga mencatat konsistensi kualitas mengalami peningkatan dari 24,2% pada 2024 menjadi 30,9%.

Meski begitu, Opensignal mengatakan ujian Starlink sebenarnya terletak pada perbandingan dengan alternatif layanan lokal seperti FWA. Layanan tersebut adalah salah satu bagian penting dari strategi digital dalam negeri namun dengan segala kendalanya.

FWA mengalami kendala dari cakupan. Cukup sulit membangun menara dan mahalnya backhaul karena populasi yang jarang dan medan sulit.

Starlink dilaporkan memimpin pada kecepatan unduh sebesar 15,8 Mbps. Sementara FWA berada sedikit di belakang sebesar 14,8 Mbps.

Sebaliknya dalam tiga metrik Opensignal lainnya, FWA memimpin. Misalnya kecepatan unggah sebesar 8,3 Mbps berbanding 5,4 Mbps pada Starlink.

Begitu juga dengan konsistensi kualitas 49,7% berbanding 30,9%. Terakhir video experience FWA unggul 55,2 sementara Starlink 53,1.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kualitas Internet Indonesia Memprihatinkan, Cek Data Terbaru 2025

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |