ISEF: Merajut Ekonomi Syariah Bersama Bank Indonesia

3 hours ago 1

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com

Oportunis Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia
Melirik data kependudukan yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, Indonesia masih didominasi oleh penduduk yang memeluk agama Islam dengan total persentase penduduk beragama Islam mencapai 87,2%. Melihat potensi ini, tak heran jika arah kebijakan pemerintah saat ini tertuju pada tekad Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) dunia pada tahun 2029.

Tak hanya dari sisi penduduk, dalam menunjukkan Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor keuangan sosial syariah, Indonesia memiliki potensi zakat yang tembus mencapai Rp 327 triliun pada tahun 2025. Menjadikan negara ini sebagai peringkat 1 negara paling dermawan berdasarkan World Giving Index 2024 seiring dengan posisi DPK Zakat yang tumbuh positif.

Dari sisi pertumbuhan negara OKI, pada tahun 2024 Indonesia mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 5,03% yang melampaui Arab Saudi 4,4% dan Malaysia 4,8%. Sedangkan secara aset keuangan syariah, Indonesia menduduki peringkat ke-6 di antara negara OKI dengan total US$162 miliar.

Secara keseluruhan, kinerja eksyar nasional mencatatkan capaian yang membanggakan. Bahkan, ekspor makanan dan minuman halal Indonesia sendiri menyentuh angka US$ 41,9 miliar pada tahun 2024. Hal ini diikuti dengan modest fashion halal yang juga mencatatkan net ekspor hingga mencapai US$8,28 miliar.

Jika melihat dari data di atas, maka keyakinan akan Indonesia sebagai pusat eksyar dunia bukan hanya mimpi saja. Pencapaian ini tentunya bukan hanya dari usaha Pemerintah dalam mendorong eksyar, melainkan sinergi antara kebijakan pemerintah bersama dengan perilaku dan penerimaan masyarakatnya.

Kalibrasi Dukungan Kebijakan Bank Indonesia
Seakan tak ada hentinya akan potensi kemajuan eksyar, kini baik elemen lembaga pemerintah maupun industri berbondong-bondong mendukung pertumbuhan eksyar seiring dengan kemajuan literasi keuangan syariah masyarakat.

Potensi pasar eksyar yang menarik terutama apabila disandingkan dengan mayoritas penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam. Salah satunya kebijakan yang digelontorkan oleh Bank Sentral Republik Indonesia, yaitu BI, dalam memajukan pertumbuhan eksyar.

Penguatan sinergi pengembangan sektor unggulan ekonomi syariah oleh BI dapat diketahui dari tiga pilar strategi BI, yaitu penguatan ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah, dan penguatan literasi inklusi halal lifestyle.

Jika dilihat dari instrumen moneter, BI sendiri melakukan pengembangan pasar uang dan pasar valas seperti terhadap instrumen SuKBI dan SUVBI yang pro-market. BI juga memiliki strategi inovasi produk keuangan untuk mendukung pembiayaan syariah termasuk implementasi sharia restricted investment account (SRIA) sebagai tindak lanjut UU P2SK.

Tentu saja, strategi baik BI ataupun pemerintah akan sulit terwujud tanpa adanya peningkatan literasi eksyar. Indeks Literasi Eksyar 2024 berdasarkan survei mencapai 42,84% meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 28,01% dengan target tahun 2025 mencapai 50%.

ISEF : Upaya Merajut Perkembangan Eksyar
Dalam mendukung pencapaian pusat eksyar dunia, BI sejatinya telah melakukan beberapa dukungan nyata baik dari sisi pendalaman pasar uang ataupun dukungan lain dalam peningkatan literasi atau awareness mengenai halal lifestyle.

Salah satu upaya BI dalam merajut hal tersebut dilakukan melalui kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). ISEF memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengenal jauh mengenai eksyar.

Tak hanya menyajikan pembicaraan mengenai eksyar, namun kegiatan tersebut mencoba mengambil antusias masyarakat melalui kompetisi, modest fashion, bahkan hingga forum nasional seperti Training of Trainer (TOT) eksyar untuk guru dan forum bisnis pesantren.

Selain itu, terdapat business matching bulan pembiayaan syariah serta forum bisnis syariah yang mengundang himpunan pengusaha Indonesia untuk kolaborasi.

ISEF memang sudah berlangsung lebih dari satu dekade sejak tahun 2014. Upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam merajut perkembangan eksyar tidak lepas dari dukungan antarlembaga serta partisipasi aktif masyarakat.

Tentunya jika dari seluruh elemen turut aktif, mungkin saja ke depan tidak hanya melalui ISEF, namun seluruh program baik yang diselanggarakan oleh BI ataupun pemerintah bisa mendorong pertumbuhan eksyar nasional dan mencapai target sebagai pusat eksyar dunia tahun 2029.


(miq/miq)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |