loading...
Umat Islam salat di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Foto/anadolu
YERUSALEM - Kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengumumkan pemerintah akan membatasi jumlah jemaah dari Tepi Barat yang dapat memasuki Masjid Al-Aqsa untuk salat Jumat.
Berdasarkan pembatasan baru tersebut, hanya pria berusia di atas 55 tahun, wanita berusia di atas 50 tahun, dan anak-anak berusia di bawah 12 tahun yang akan diizinkan masuk pada hari Jumat pertama bulan suci Ramadan.
Namun, akses akan bergantung pada perolehan izin keamanan sebelumnya dan menjalani pemeriksaan keamanan menyeluruh di pos pemeriksaan yang ditentukan.
Keputusan tersebut bertepatan dengan serangan harian yang terus berlangsung oleh ratusan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa selama bulan suci, di samping peningkatan pembatasan terhadap warga Palestina yang bepergian dari Tepi Barat yang diduduki.
Sementara itu, jemaah Palestina menuju pos pemeriksaan Qalandia, yang memisahkan Tepi Barat yang diduduki dari Yerusalem, meskipun cuaca badai dan pembatasan Israel terhadap akses ke Masjid Al-Aqsa.
Bagi umat Muslim, kompleks tersebut, yang juga dikenal sebagai Tempat Suci, merupakan rumah bagi situs tersuci ketiga umat Islam, Masjid Al-Aqsa, dan Kubah Batu, kuil abad ketujuh yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad naik ke surga.
Umat Yahudi menyebut kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai Temple Mount. Sebagian percaya di sanalah kuil Yahudi kuno pertama dan kedua berdiri.
Kompleks tersebut terletak di Kota Tua Yerusalem, yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia badan kebudayaan PBB, UNESCO.
Pembatasan akses ke situs tersebut telah lama menimbulkan ketegangan, khususnya di sekitar hari raya keagamaan seperti Ramadan, dan pasukan Israel sebelumnya telah melakukan penggerebekan dengan kekerasan selama bulan suci umat Islam.
Penyerbuan kompleks tersebut oleh pemukim Israel merupakan kejadian biasa, meskipun memasuki bagian mana pun dari kompleks tersebut dilarang bagi orang Yahudi karena sifat sakral situs tersebut, menurut hukum Yahudi.
(sya)