Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kini resmi memiliki pabrik pencetak emas batangan dengan kadar kemurnian 99,99% berkapasitas 50 ton per tahun. Pabrik emas ini merupakan terbesar di Tanah Air dan baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianro pada Senin (17/3/2025) lalu.
Lantas, siapakah pemilik pabrik emas terbesar RI ini?
Ternyata pabrik emas ini merupakan milik PT Freeport Indonesia. Pabrik emas atau yang disebut dengan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) ini berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial & Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat meresmikan fasilitas PMR PTFI ini menyebut, pabrik emas ini memakan investasi setidaknya US$ 630 juta atau sekitar Rp 10 triliun.
"Dan kami laporkan bahwa produksi emas dari 3 juta konsentrat itu kurang lebih 50-60 ton emas. Dan ini untuk di Freeport di Gresik. Kalau Amman Mineral 900 lebih emasnya 18-20 ton emas, jadi overall 2 pabrik mencapai 60-70 ton emas per tahun," kata Bahlil, saat peresmian fasilitas PMR PTFI di Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025).
Perlu diketahui, PT Freeport Indonesia (PTFI) telah melakukan proses produksi emas batangan, sejak 30 Desember 2024 lalu. Sekalipun, proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga yang berlokasi di area yang sama dengan pabrik emas ini sempat mengalami kebakaran pada Senin (14/10/2024).
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan, meskipun PTFI menghentikan proses produksi tembaga di smelter Gresik, insiden kebakaran tidak mengganggu proses produksi di fasilitas Precious Metal Refinery (PMR).
"Jadi walaupun kami harus menghentikan produksi di smelter tembaganya, tapi precious metal refinery-nya tetap bisa kami selesaikan, dan sejak tanggal 30 Desember 2024, itu sudah memurnikan tembaga emas, sudah memurnikan emas dan perak dari lumpur anodanya," ujar Tony di dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2/2025).
Selain itu, Tony membeberkan bahwa pihaknya juga telah mengirimkan 125 kilogram emas batangan murni kepada PT Antam dan berencana melanjutkan kerja sama dengan Antam untuk memasok emas sebanyak 30 ton per tahun.
"Jadi kalau dalam proses sekarang ini, kami akan bisa mungkin memproduksi kira-kira sekitar 2 ton satu bulan, Pak. Tapi memang karena produksi dari atau anode slime dari smelter baru ini belum akan terjadi, jadi masih mengandalkan lumpur anoda yang dari PT Smelting. Jadi itu kira-kira masih 40 persen dari total kapasitas," ujarnya.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pemerintah Pertimbangkan Buka Keran Ekspor Konsentrat Freeport
Next Article RI Punya Pabrik Tembaga Terbesar di Dunia, Intip Pembelinya