Jakarta, CNBC Indonesia - Para menteri pertahanan negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) secara pribadi, tengah melakukan lobi, untuk memperluas pedoman yang mengizinkan aliansi menembak jatuh jet-jet tempur Rusia yang membawa rudal serang darat.
Laporan tersebut muncul menyusul pertemuan para menteri pertahanan NATO di markas besar aliansi di Brussels, Rabu.
Mengutip Russia Today (RT) Kamis (16/10/2025), Komandan Tertinggi Sekutu NATO Eropa, Jenderal AS Alexus Grynkewich, secara pribadi telah meminta dibentuknya "sistem pertahanan udara dan rudal tunggal yang terpadu" untuk menutup celah dalam kemampuan menghadapi jet-jet Rusia.
Saat ini, sejumlah anggota NATO memiliki aturan keterlibatan yang berbeda untuk menembak jatuh pesawat di atas wilayah mereka.
Lobi ini diperkuat oleh insiden bulan lalu ketika Estonia menyerukan konsultasi di seluruh NATO setelah menuduh jet tempur Rusia sempat melanggar wilayah udaranya.
Moskow, bagaimanapun, mengatakan bahwa pesawat-pesawat tersebut berada dalam penerbangan rutin menuju Kaliningrad di atas perairan netral.
Menanggapi ketegangan ini, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, dalam sebuah acara, mengatakan bahwa negara-negara anggota sudah memiliki "semua wewenang yang diperlukan" untuk menetralisir jet apa pun yang mengancam mereka.
Namun, ia menegaskan bahwa NATO tidak akan gegabah.
"Kami tidak akan menembak jatuh pesawat di wilayah udara NATO jika pesawat itu tidak menimbulkan ancaman," kata Rutte.
Di sisi lain, Moskow mengecam keras ancaman baru-baru ini dari negara-negara NATO untuk menembak jatuh pesawatnya sebagai tindakan sembrono dan tidak bertanggung jawab, serta berbahaya dalam konsekuensinya. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga menolak tuduhan pelanggaran wilayah udara.
"Tuduhan terhadap Rusia bahwa pesawat tempurnya telah melanggar wilayah udara seseorang adalah tidak berdasar," tegas Dmitry Peskov.
(tps/șef)
[Gambas:Video CNBC]