Siapa Ruja Ignatova? Wanita Cantik Paling Dicari FBI yang Dijuluki Ratu Kriopto karena Kasus Penipuan Rp73 Triliun

4 days ago 9

loading...

Ruja Ignatova jadi buronan FBI karena menggelapkan investasi kripto. Foto/Facebook/Cryptoqueen

WASHINGTON - Ruja Ignatova, yang dijuluki "Cryptoqueen," dimasukkan ke dalam daftar Sepuluh Buronan Paling Dicari Biro Investigasi Federal ( FBI ) AS minggu lalu. FBI juga memberikan hadiah sebesar USD100.000 (Rp1,6 miliar) untuknya karena penipuan ung kripto USD4,5 miliar atau Rp73 triliun.

Ignatova dituduh menipu investor yang mudah tertipu di seluruh dunia dan menggelapkan miliaran dolar dari mereka.

"Dia dicari karena dugaan keterlibatannya dalam skema penipuan skala besar yang melibatkan mata uang kripto," kata lembaga tersebut.

Bulan lalu, lembaga penegak hukum Uni Eropa, Europol, juga menempatkan wanita berusia 42 tahun itu dalam daftar Orang Paling Dicari.

Namun, namanya tidak lagi muncul dalam daftar tersebut dan tidak jelas mengapa atau kapan namanya dihapus.

Siapa Ruja Ignatova? Wanita Cantik Paling Dicari FBI yang Dijuluki Ratu Kriopto karena Kasus Penipuan Rp73 Triliun

1. Perempuan Jerman yang Meluncurkan OneCoin pada 2014

Melansir DW, seorang warga negara Jerman yang tinggal di Bulgaria, Ignatova meluncurkan OneCoin pada tahun 2014, yang konon bertujuan untuk menggantikan bitcoin sebagai mata uang virtual terkemuka di dunia.

Perusahaan ini beroperasi di seluruh dunia dan mengklaim memiliki lebih dari 3 juta anggota di seluruh dunia pada akhir tahun 2016.

Namun tidak seperti bitcoin atau mata uang digital lainnya, OneCoin tidak didukung oleh teknologi blockchain publik, aman, dan terdesentralisasi.

2. Memiliki Kantor Pusat di Bulgaria

Menurut FBI, OneCoin Ltd. yang berkantor pusat di Bulgaria mengklaim memiliki "blockchain pribadi".

Mata uang kripto palsu tersebut tidak memiliki nilai riil dan tidak dapat digunakan untuk membeli apa pun.

Pihak berwenang AS menyebutnya sebagai salah satu skema piramida terbesar dalam sejarah dan mengatakan bahwa Ignatova adalah dalang di balik seluruh penipuan tersebut.

Baca Juga: NATO Terancam Bubar, Eropa Bangun Koalisi Baru

3. Menerapkan Skema Ponzi

Menurut mereka, perusahaan ini beroperasi sebagai jaringan pemasaran bertingkat dan skema Ponzi, di mana investor awal didorong untuk merekrut orang lain dan kemudian dibayar melalui tanda terima dari investor berikutnya.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |