Tujuan Besar Prabowo di Balik Berdirinya Danantara

16 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan secara terang-terangan alasannya membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara.

Tujuan besar pembentukan Danantara ini, ia sampaikan saat menggelar sebuah pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/3/2025). Pertemuan itu ia gelar untuk memperkenalkan para taipan di Indonesia dengan Ray Dalio, investor pendiri Bridgewater Associates yang juga telah ia tunjuk sebagai Dewan Pengawas Danantara.

"Kita beberapa saat yang lalu telah menggagas dan telah melahirkan sebuah badan yang bisa dikatakan suatu sovereign wealth fund yang cukup besar potensinya, yaitu yang kita beri nama BPI Danantara Indonesia," kata Prabowo saat memberikan kata pembuka pertemuan, dikutip Selasa (11/3/2025).

Prabowo mengatakan, Danantara Indonesia ini merupakan konsolidasi kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia, yaitu perusahaan-perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ia mengatakan, tujuan besar pembentukan Danantara sebagai badan yang konsolidasikan seluruh BUMN ialah untuk melaksanakan perbaikan hingga peningkatan kinerja seluruh aset-aset BUMN yang dikelolanya supaya memberi nilai tambah bagi perekonomi Indonesia.

"Dengan melakukan suatu perbaikan-perbaikan, di mana perlu perbaikan dan kita akui sendiri bahwa kita banyak perlu perbaikan, semuanya supaya kinerja aset-aset kita cukup baik," ujar Prabowo.

Oleh sebab itu, tujuan besar ini yang melatar belakanginya menggelar pertemuan antara pemerintah, Ray Dalio, dan para taipan di tanah air untuk bertemu pada akhir pekan lalu, supaya ada kesamaan pandangan untuk terus mengembangkan Danantara.

Sebagaimana diketahui, Taipan yang hadir dalam pertemuan itu ialah Anthoni Salim (Salim Group), Sugianto Kusuma alias Aguan (Agung Sedayu Group), Prajogo Pangestu (Barito Pacific), Garibaldi 'Boy' Thohir (Alamtri Resources Indonesia/Adaro), Franky Widjaja (Sinar Mas Group), Dato Sri Tahir (Mayapada Group), James Riady (Lippo Group), dan Tomy Winata (Artha Graha Network), Syamsuddin Andi Arsyad atau Haji Isam (Jhonlin Group), dan Chairul Tanjung (CT Group).

"Saya mengundang semua pihak yang bisa memberi kepada kita suatu pandangan-pandangan yang kritis, pengalaman mereka, bagaimana mereka melakukan investasi," ungkap Prabowo.

"Sehingga nanti pengelolaan aset-aset Indonesia itu bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehati-hati mungkin, dan bahwa nanti semua entitas ekonomi kita dilaksanakan dengan efisiensi yang bisa bersaing dengan semua entitas di dunia," tegasnya.

Karena besarnya tujuan Danantara ini, Prabowo ingin supaya badan pengelola investasi itu bergerak dengan cepat dalam mengembangkan aset-aset BUMN. Namun, ia memastikan badan itu akan bergerak secara teliti dan hati-hati.

"Kita akan bergerak dengan cepat tapi kita akan bergerak dengan sangat teliti dan hati-hati. Dengan demikian saya mengundang tokoh-tokoh ekonomi Indonesia yang di bidang swasta yang sudah punya pengalaman sendiri puluhan tahun dalam management, dalam investasi, dalam pengelolaan untuk bersama-sama dengan pemerintah," ungkap Prabowo.

Dengan kelolaan dana seluruh BUMN di tanah air senilai US$900 miliar, Danantara akan menjadi salah satu SWF terbesar di dunia dengan bertengger di peringkat tujuh.

Posisinya akan berada di atas SWF Qatar dengan nilai US$526,05 miliar dan Hong Kong senilai US$514,35. Bahkan GIC Private Limited pun berada satu tingkat di bawah Danantara dengan dana kelolaan sebesar US$800,8 miliar.


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Prabowo Ingin Peran Asuransi Lebih Optimal, Industri Sudah Siap?

Next Article Bergelimang Harta dari Investasi, Ini 5 Trader Terkaya di Dunia

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |