Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus tewasnya seorang nenek di Bantul, Yogyakarta akibat sengatan kawanan serangga memicu perhatian publik hingga menimbulkan spekulasi soal jenis serangga penyebabnya. Pakar serangga dari IPB University, Prof Tri Atmowidi, menegaskan kasus tersebut kemungkinan besar bukan disebabkan oleh tawon gung seperti yang ramai disebut, melainkan oleh lebah hutan besar (Apis dorsata).
Menurut Prof Tri, masyarakat sering menyebut tawon gung untuk merujuk pada spesies Vespa affinis atau Vespa velutina. Keduanya memang dikenal agresif dan berbahaya. Namun, dari foto dan ciri sarang yang beredar, ia menduga sengatan di Bantul berasal dari lebah hutan besar yang biasanya bersarang di pohon tinggi dan hanya memiliki satu sisiran besar.
"Dari bentuk sarangnya tampak bukan tawon, tapi lebah besar yang menggantung di batang pohon tinggi," jelas Prof Tri dikutip dari keterangan di website resmi IPB, Kamis (16/10/2025).
Lebah hutan besar ini berukuran sekitar 17-20 milimeter, berwarna coklat dengan belang kekuningan. Spesies ini bersifat sangat defensif dan tidak bisa dibudidayakan karena sering bermigrasi.
"Dalam kasus Bantul, korban kemungkinan disengat oleh puluhan lebah Apis dorsata. Satu lebah memang hanya bisa menyengat sekali, tapi jika jumlahnya banyak, racun yang masuk bisa menyebabkan efek toksik serius hingga kematian," katanya.
Tawon vs Lebah: Mana yang Lebih Berbahaya?
Prof Tri menjelaskan, tawon umumnya bisa menyengat berkali-kali tanpa kehilangan sengatnya, sementara lebah hanya sekali karena sengatnya tertinggal di kulit korban. Meski racun tawon dikenal lebih kuat, racun lebah (apitoksin) juga bisa berbahaya jika jumlah sengatan banyak.
"Baik tawon maupun lebah bisa memicu reaksi alergi berat dan bahkan kematian, terutama pada individu yang sensitif," ujar Prof Tri.
Racun lebah mengandung senyawa aktif seperti protein, peptida, dan histamin yang bisa menimbulkan gejala lokal seperti nyeri, bengkak, dan gatal, hingga reaksi sistemik berupa sesak napas dan pingsan. Dalam kasus berat, racun dalam jumlah besar dapat merusak organ vital seperti hati dan ginjal.
Prof Tri mengingatkan, hal terpenting setelah disengat adalah menjauh dari lokasi sarang agar tidak diserang lagi. Jika yang menyengat lebah, segera keluarkan sengat yang menempel di kulit, cuci dengan air sabun, lalu kompres air dingin.
"Minum antihistamin untuk meredakan reaksi alergi. Kalau korban sesak atau pingsan, segera bawa ke rumah sakit," ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk tidak mencoba mengusir tawon atau lebah sendiri. Bila menemukan sarang di sekitar rumah, segera laporkan ke petugas pemadam kebakaran atau ahli serangga.
"Jangan berteriak atau bergerak mendadak di dekat sarang karena bisa memicu serangan. Lebih baik beri tanda bahaya dan menjauh dengan tenang," katanya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]