Agar Kuat Tahan Lapar, Ini Saran Ahli Waktu Sahur yang Paling Baik

1 day ago 3

Jakarta -

Sahur merupakan salah satu sunnah dalam ibadah puasa yang memiliki banyak keutamaan. Selain sebagai sumber energi untuk menjalani puasa, sahur juga mengandung berkah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Rasul telah memberikan panduan mengenai waktu terbaik untuk sahur, yang juga sejalan dengan penelitian para ahli terkait pola makan yang ideal saat berpuasa. Lalu, kapan sebenarnya waktu sahur yang paling baik? Apakah sahur lebih baik dilakukan lebih awal atau mendekati waktu subuh?

Sementara secara medis, dokter menyarankan untuk makan sahur menjelang imsak. Semakin mendekati waktu imsak, maka semakin pendek durasi berpuasa hingga tiba waktunya berbuka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun karena harus beraktivitas sampai larut malam, beberapa orang memilih sekalian sahur tengah malam sebelum tidur. Ada bagusnya memang karena tidak perlu bangun awal dan bisa optimal beristirahat, tetapi dokter tidak menganjurkannya.

"Itu nggak disarankan karena jadinya durasi puasanya jadi panjang," kata dokter gizi klinis Dr dr Nurul Ratna Mutu Manikam M.Gizi, SpGK (K), dalam perbincangan dengan detikcom belum lama ini.

Idealnya, dr Nurul menyarankan sahur dilakukan sedekat mungkin dengan waktu imsak, yakni sekira pukul 04.00-04.15 tergantung jadwal imsak yang berlaku. Makin pendek durasi berpuasa, makin kecil risiko mengalami dehidrasi.

"Manusia itu bisa mengadaptasi puasa maksimal 14 jam, 12-14 jam. Lebih dari itu metabolismenya udah nggak bagus, jadi nggak disarankan (sahur tengah malam)," kata dr Nurul.

Mengutip buku Fiqih Praktis I oleh Muhammad Bagir, dijelaskan bahwa para ulama bersepakat bahwa makan sahur adalah sunnah (tidak wajib tetapi dianjurkan) bagi orang yang akan berpuasa. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَصُومَ فَلْيَتَسَحَّرْ بِشَىْءٍ

Artinya: "Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur." (HR Ahmad)

Disadur dari laman Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang, Drs KH. Achmad Hasan, Dosen Unwaha sekaligus pengasuh Ribath As-Sa'diyyah 2 di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang menjelaskan bahwa waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang fajar.

Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu'alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit radhiyallahu'anhu pernah makan sahur bersama. Setelah selesai, Nabi segera melaksanakan shalat.

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

Artinya: "Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan." (HR Bukhari)

Ketika Anas ditanya tentang jeda waktu antara selesai makan sahur dan shalat Subuh, ia menjawab bahwa kira-kira sepanjang bacaan 50 ayat Al-Qur'an, yang setara dengan sekitar 25 menit sebelum fajar.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ تَسَحَّرَا فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ فَصَلَّى قُلْنَا لِأَنَسٍ كَمْ كَاانَ بَيْنَ فَرَاغِهِمَا مِنْ سَحُورِهِمَا وَدُخُولِهِمَا فِي الصَّلَاةِ قَالَ قَدْرُ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً

Artinya: "Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Muhammad SAW dan Zaid bin Tsabit makan sahur bersama. Setelah keduanya selesai makan sahur, beliau lalu bangkit melaksanakan salat." Kami bertanya kepada Anas, "Berapa rentang waktu antara selesainya makan sahur hingga keduanya melaksanakan sholat?" Anas bin Malik menjawab, "Kira-kira waktu seseorang membaca lima puluh ayat." (HR Bukhari, no 547)

Hal ini juga disampaikan oleh dokter sekaligus dai dari India, Dr Zakir Naik dalam kanal YouTube-nya. Katanya, sahur adalah waktu makan yang dapat dilakukan kapan saja dari tengah malam hingga menjelang fajar.

Menurut sunnah Nabi, lebih baik menunda sahur selambat mungkin dan tepat sebelum fajar menyingsing. Dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 187:

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

Arab-latin: uḫilla lakum lailatash-shiyâmir-rafatsu ilâ nisâ'ikum, hunna libâsul lakum wa antum libâsul lahunn, 'alimallâhu annakum kuntum takhtânûna anfusakum fa tâba 'alaikum wa 'afâ 'angkum, fal-âna bâsyirûhunna wabtaghû mâ kataballâhu lakum, wa kulû wasyrabû ḫattâ yatabayyana lakumul-khaithul-abyadlu minal-khaithil-aswadi minal-fajr, tsumma atimmush-shiyâma ilal-laîl, wa lâ tubâsyirûhunna wa antum 'âkifûna fil-masâjid, tilka ḫudûdullâhi fa lâ taqrabûhâ, kadzâlika yubayyinullâhu âyâtihî lin-nâsi la'allahum yattaqûn

Artinya: Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.

Nah itulah tadi penjelasan tentang waktu sahur yang paling baik, hendaknya mendekati waktu subuh. Semoga membantu ya!


(aau/fds)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |