Jakarta -
Diabetes adalah kondisi yang dapat menyebabkan kadar glukosa darah atau gula darah terlalu tinggi. Gula darah adalah sumber energi utama yang dapat diproduksi oleh tubuh atau bisa juga berasal dari makanan.
Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pankreas yang membantu glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Pada orang dengan diabetes, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan tepat.
Gula darah kemudian tetap berada di dalam darah dan tidak mencapai sel-sel di tubuh.
Lantas, bisakah penyakit gula darah tinggi disembuhkan?
Dikutip dari Diabetes UK, penyakit gula darah tinggi atau diabetes ini tidak dapat disembuhkan secara total. Sebab, belum ditemukan jenis obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini.
Meski begitu, pengobatan dan perawatan dapat dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah. Selain itu, perawatan yang tepat bisa membantu orang-orang dengan diabetes tipe 2 untuk masuk ke dalam masa remisi.
Masa remisi diabetes ini terjadi saat kadar gula darah kembali normal. Tetapi, itu bukan berarti diabetes telah disembuhkan secara total dan bisa saja kambuh kembali.
Cara mengontrol kadar gula darah agar tetap stabil
Orang dengan diabetes perlu mengelola kadar gula darah. Dikutip dari Medical News Today, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah. Berikut cara-caranya:
1. Mengatur asupan karbohidrat
Diet rendah karbohidrat dilakukan dengan membatasi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Karbohidrat dapat meningkatkan glukosa darah lebih banyak dari makanan lain.
Mungkin jenis diet ini tidak cocok untuk sebagian orang. Maka dari itu, dapat digantikan dengan mengonsumsi karbohidrat yang lebih kaya serat yang rendah indeks glikemiknya, seperti:
- Ubi jalar
- Quinoa
- Kacang-kacangan dan biji-bijian
2. Menjaga berat badan
Cara ini dapat membantu seseorang mengelola kadar gula darah dengan lebih baik. Kisaran berat badan yang ideal untuk seseorang bervariasi, tetapi dokter dapat membantu untuk menentukannya.
Bukti mencatat bahwa adanya hubungan obesitas dan diabetes tipe 2. Penelitian juga menyoroti hubungan antara obesitas dan resistensi insulin.
3. Mengatur porsi makan
Orang dengan kadar gula darah tinggi perlu mengatur porsi makannya. Makan dengan porsi yang sesuai dapat mempermudah pengelolaan berat badan dan pengendalian gula darah.
Banyak faktor, seperti berat badan, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas yang berperan dalam menentukan ukuran porsi yang ideal. Hal ini dapat dibantu dengan dokter atau ahli gizi.
4. Olahraga teratur
Olahraga memiliki banyak manfaat kesehatan dan dapat membantu seseorang mengelola kadar gula darahnya. Terutama olahraga dengan meningkatkan sensitivitas insulin, yang memungkinkan sel otot menggunakan hormon lebih efektif untuk mengambil glukosa dan menggunakannya untuk energi.
Ini dapat membantu menurunkan gula darah dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang, olahraga dapat membantu menurunkan hasil tes A1C seseorang.
5. Hidrasi tubuh
Hidrasi yang tepat penting untuk kesehatan dan dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Saat seseorang mengalami dehidrasi, dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak karena air dalam tubuh lebih sedikit.
Artinya, ada konsentrasi gula yang lebih tinggi dalam darah. Maka dari itu, memenuhi kebutuhan cairan dapat membantu menurunkan gula darah.
Namun, penting untuk menghidrasi tubuh dengan air putih. Sebab, saat mengonsumsi minuman dengan gula tambahan atau soda dapat menyebabkan glukosa darah meningkat lagi.
6. Mengelola stres
Stres memiliki efek signifikan pada kadar gula darah. Tubuh melepaskan hormon stres melalui olahraga dan menyediakan waktu untuk istirahat dan relaksasi dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
7. Tidur yang cukup
Tidur yang cukup membantu mengelola diabetes. Bukti menunjukkan bahwa kebanyakan orang dewasa harus tidur selama tujuh jam atau lebih per malam.
Kurang tidur dapat menimbulkan berbagai dampak pada tubuh, seperti:
- Meningkatkan resistensi insulin.
- Meningkatkan rasa lapar.
- Menyebabkan keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula.
- Membuat lebih sulit mempertahankan berat badan sedang.
- Meningkatkan tekanan darah.
- Melemahkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
- Meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
(sao/naf)