Jakarta - Es teh atau teh hangat kerap jadi pilihan saat sahur dan buka puasa. Minuman ini dianggap menyegarkan, sehingga sangat dinikmati dan cocok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Lebih Baik Es Teh atau Teh Hangat Saat Buka Puasa?
Teh hangat kerap dianggap lebih baik daripada es teh, seperti dijelaskan dalam laman Oman Observer. Anggapan ini mengacu pada kecenderungan minum air dingin yang dianggap dapat merusak proses pencernaan.
Suhu air yang dingin dikatakan membuat proses pencernaan menjadi sulit karena menyebabkan kontraksi otot-otot perut. Untuk menghindari risiko ini, umat Islam sebaiknya minum teh hangat usai puasa seharian.
Kendati begitu, banyak pendapat yang mengatakan sebaliknya. Dikutip dari situs Taolefah, es teh dianggap lebih baik diminum saat buka puasa. Namun penikmat teh wajib minum air putih lebih dulu sebelum minum teh.
Konsumsi air putih memungkinkan kebutuhan cairan tubuh segera terpenuhi usai puasa. Kecukupan cairan mencegah terjadinya dehidrasi pada para penikmat teh. Bagi umat Islam yang masih ingin minum teh usai makan malam, sebaiknya pilih yang hangat untuk memudahkan pencernaan.
Dampak Minum Teh Saat Buka Puasa
Penggemar es teh dah teh hangat wajib berhati-hati saat mengonsumsi minuman favoritnya saat buka puasa. Konsumsi teh berisiko menimbulkan efek samping akibat kandungan tanin dan kafein seperti dijelaskan dalam situs Healthline:
1. Mengurangi Penyerapan Zat Besi
Kandungan tanin dalam teh bisa berikatan dengan zat besi pada makanan, yang mempersulit tubuh menyerap dan mengolah zat tersebut. Akibatnya, tubuh berisiko mengalami kekurangan nutrisi akibat kadar zat besi yang terlalu rendah.
2. Merasa Stres dan Gelisah
Teh mengandung kafein yang meningkatkan risiko terjadinya stress dan anxiety. Kandungan kafein dalam varian teh hitam biasanya lebih tinggi daripada teh hijau atau white tea. Penikmat teh bisa memilih teh tanpa kafein untuk menghindari risiko ini.
3. Kurang Tidur
Kafein menghalangi produksi hormon tidur yang disebut melatonin, hingga tubuh sulit istirahat. Kurang tidur bisa menyebabkan kurang konsentrasi, penurunan daya ingat, dan berisiko lebih besar mengalami obesitas. Para ahli menyarankan konsumsi kafein kurang dari 200 mg per hari untuk menghindari risiko ini.
4. Mual
Zat tanin dalam teh bisa mengganggu jaringan pencernaan, yang mengakibatkan munculnya mual atau sakit perut. Pada orang yang peka dengan tanin, konsumsi 240-480 ml teh setara 1-2 cangkir bisa mengakibatkan mual. Para penikmat teh sebaiknya mengevaluasi ulang jumlah konsumsinya dalam sehari, jika mulai merasa mual.
5. Heartburn
Kandungan kafein dalam teh berisiko mengakibatkan munculnya rasa panas di dada (heartburn). Kondisi ini juga memicu munculnya gejala lain pada pasien GERD. Semakin banyak dan sering minum teh, makin besar pula kemungkinan mengalami heartburn dan gejala pasien GERD.
6. Pusing dan Sakit Kepala
Risiko ini berkaitan dengan kandungan kafein dalam teh. Semakin banyak konsumsi teh, maka risiko pusing dan sakit kepala makin besar apalagi jika dilakukan dalam satu kali minum.
Tips untuk Penikmat Teh Saat Buka Puasa
Penikmat teh masih bisa menikmati minuman favoritnya asal tidak dikonsumsi berlebihan dan melakukan tips berikut:
- Pilih teh bebas dan tanpa kafein.
- Pastikan minum air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Teh bebas kafein merujuk pada bahan minuman yang memang tidak mengandung zat tersebut. Misalnya teh yang berasal dari bunga dan rempah. Sedangkan teh tanpa kafein berasal dari tanaman teh yang diproses hingga kandungan kafein hilang atau sangat minim (decaffeinated).
Selain tips tersebut, dokter ahli gizi Dr dr Nurul Ratna Mutu Manikam M.Gizi, SpGK(K) menyarankan konsumsi air hangat lebih dulu. Es teh bisa dikonsumsi setelah jeda 10-30 menit.
Menurut dr Nurul, konsumsi air hangat memungkinkan tubuh beradaptasi sehingga tidak terlalu kaget saat diberi minuman bersuhu dingin. Hal ini juga untuk mencegah terjadinya radang tenggorokan saat puasa.
(bai/row)