Jakarta -
Generasi muda memiliki risiko lebih tinggi terkena beberapa jenis kanker, demikian temuan penelitian baru.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Lancet Public Health di tahun 2024 menemukan bahwa Gen X dan milenial lebih mungkin didiagnosis dengan 17 jenis kanker, termasuk sembilan jenis kanker yang telah menurun pada orang dewasa yang lebih tua.
Para peneliti tidak yakin mengapa, tetapi mengatakan obesitas kemungkinan merupakan penyebab utamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang terjadi pada generasi ini dapat dianggap sebagai pertanda tren kanker di masa mendatang," kata Hyuna Sung, seorang ahli epidemiologi kanker di American Cancer Society, yang memimpin penelitian tersebut.
Ke-17 tipe kanker tersebut meliputi:
- Kolorektum
- Korpus uteri
- Kantung empedu
- Ginjal dan pelvis renalis
- Pankreas
- Mieloma
- Gastrik nonkardia yakni sejenis kanker lambung
- Leukemia
- Testis
- Gastrik kardia, sejenis kanker lambung
- Usus halus
- Payudara positif reseptor estrogen
- Ovarium
- Hati (pada wanita)
- Mulut dan faring yang tidak terkait HPV (pada wanita)
- Anus (pada pria)
- Sarkoma Kaposi, sejenis kanker darah (pada pria).
Sementara penelitian menemukan bahwa angka kematian menurun atau stabil pada generasi muda untuk sebagian besar kanker, kematian meningkat di antara kelompok usia muda untuk kanker endometrium, saluran empedu intrahepatik, kandung empedu, kolorektal dan testis, serta kanker hati di kalangan wanita.
Kanker endometrium adalah yang paling cepat berkembang baik untuk diagnosis maupun angka kematian.
"Itu adalah temuan yang mengejutkan. Meskipun banyak angka kanker meningkat, kita tidak selalu melihat peningkatan angka kematian ini karena kita menanganinya jauh lebih baik daripada sebelumnya," kata Sung.
NEXT: Pemicu Kanker Usia Muda
Dikutip dari TIME, ada banyak faktor risiko kanker yang diketahui, mulai dari gen yang dimiliki seseorang sejak lahir hingga kebiasaan gaya hidup tidak sehat yang mereka miliki, seperti merokok, banyak minum alkohol, atau menghabiskan waktu di bawah sinar matahari.
Kebiasaan seperti itu dapat mempercepat degradasi alami sel, yang seiring waktu memperoleh mutasi genetik karena kehilangan kemampuan untuk memperbaiki kerusakan. Karena kerusakan itu terakumulasi seiring bertambahnya usia, sel dapat menjadi kanker, tumbuh dan berkembang biak terlalu cepat sehingga sistem kekebalan tubuh tidak dapat mengendalikannya dan berpotensi mencekik organ-organ vital.
Sistem kekebalan tubuh juga kehilangan sebagian kekuatannya seiring bertambahnya usia, sehingga sel kanker lebih mudah menjajah tubuh.
Namun, faktor risiko klasik tampaknya tidak sepenuhnya menjelaskan peningkatan kanker dini baru-baru ini, kata Dr Cathy Eng, direktur
Young Adult Cancers Program at Vanderbilt University's Ingram Cancer Center di Tennessee.
Beberapa tren membingungkan; wanita muda yang tidak merokok, misalnya, didiagnosis kanker paru-paru dalam jumlah yang sangat tinggi. Sering kali, pasien Eng sangat sehat: vegetarian, pelari maraton, perenang yang rajin.
"Itulah sebabnya saya benar-benar yakin ada faktor risiko lain yang menyebabkan hal ini," katanya kepada TIME.
Peneliti lain menyalahkan mikroplastik. Bagkan dalam studi tahun 2024, mikroplastk muncul di tumor pasien kanker. Untuk saat ini, semua ini hanyalah hipotesis. Beberapa mungkin ternyata salah, dan lebih banyak teori akan muncul seiring berjalannya waktu.
Ada kemungkinan juga bahwa faktor risiko yang berbeda terkait dengan kanker yang berbeda. Bahkan pada satu pasien, beberapa pemicu yang tumpang tindih mungkin berperan.