Jarang Diketahui, Ini 6 Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Orgasme

3 weeks ago 41

Jakarta -

Saat orgasme, hormon dopamin dan endorfin menciptakan kenikmatan serta euforia yang intens. Sementara oksitosin membantu memperdalam ikatan emosional antara pasangan. Zat-zat kimia ini membantu meredakan nyeri dan meningkatkan relaksasi.

Respons otak terhadap orgasme juga lebih dari sekadar mengubah suasana hati dan emosi. Hal itu berada di balik kontraksi otot yang menegangkan, pelepasan ketegangan, dan penurunan hormon stres.

Pria dan wanita cenderung mengalami orgasme dengan cara berbeda. Respons wanita bergantung pada bagaimana orgasme dipicu dan bagian tubuh mana yang dirangsang.

Orgasme melalui rangsangan klitoris membuat otak mematikan semua area yang bertanggung jawab untuk refleksi dan pengendalian diri. Hal ini membuat otak hanya dapat fokus pada sensasi.

Namun, saat orgasme terjadi melalui penetrasi, sistem limbik, pusat emosi, kesenangan, dan ikatan di otak menjadi sangat aktif. Kondisi itu meningkatkan perasaan terhubung dan menikmati.

Sementara pada pria, mereka 'kebanjiran' zat kimia yang memicu dopamin, sekaligus mendorong motivasi dan kesenangan. Lonjakan dopamin ini memperkuat pengalaman tersebut sebagai sesuatu yang menyenangkan, juga memuaskan.

Dikutip dari Daily Mail, berikut yang terjadi pada tubuh saat orgasme:

1. Denyut Jantung Meningkat

Efek yang paling nyata adalah denyut jantung lebih cepat saat mendekati titik klimaks. Orgasme mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang memicu respons tubuh untuk melawan.

Saat gairah meningkat, tubuh mengalami lonjakan adrenalin dan oksitosin, yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat serta pernapasan menjadi lebih cepat. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan tubuh menghadapi puncak pengalaman, meningkatkan aliran darah ke berbagai organ.

Denyut jantung mencapai puncaknya pada saat klimaks dan dengan cepat kembali normal setelahnya.

2. Efek Bahagia di Otak

Pada saat orgasme, otak 'kebanjiran' zat kimia kesenangan yang meningkatkan rasa bahagia. Kadar dopamin dan endorfin meningkat, berfungsi sebagai pereda nyeri alami tubuh dan oksitosin yang biasa disebut 'hormon cinta'.

Dopamin sering disebut zat kimia 'kesenangan', saat kadar dopamin meningkat selama orgasme, hal itu menandakan tindakan tersebut menyenangkan.

Endorfin sering disebut sebagai pereda nyeri alami tubuh. Selama orgasme, endorfin menciptakan perasaan senang dan bahagia. Obat ini meredakan nyeri dan aktivitas hormon stres kortisol sekaligus meningkatkan euforia.

Hormon endorfin juga meningkatkan rasa kesejahteraan umum dan bekerja mirip dengan antidepresan, yaitu meningkatkan kadar neurotransmiter tertentu yang memberikan rasa senang di otak untuk meningkatkan suasana hati serta mengurangi kecemasan. Hormon-hormon ini memperkuat ikatan antara pasangan dan menimbulkan rasa percaya dan empati.

3. Otot Berkontraksi

Jari-jari kaki wanita melengkung, punggung melengkung, dan otot-otot di vagina dan rahim berkontraksi dalam pola ritmis. Dasar panggul pria juga berkontraksi secara ritmis, yang dimaksudkan untuk mendorong air mani melalui uretra. Sfingter anus dan rektum berkontraksi, sehingga menambah rasa lega.

"Bagi sebagian wanita, mereka akan menggambarkannya sebagai denyutan (perasaan), diikuti oleh perasaan lega," jelas pakar seks, Jessica O'Reilly.

Selama orgasme, diafragma dan otot-otot di antara tulang rusuk dapat berkontraksi akibat pernapasan yang lebih cepat serta gairah yang meningkat. Otot-otot dasar panggul aktif selama orgasme, dengan kontraksi jaringan otot di sana yang memengaruhi durasi dan intensitas orgasme.

4. Ketakutan dan Kecemasan Menghilang

Hormon dan zat kimia berfluktuasi selama puncak klimaks. Kadar prolaktin, yang terkait dengan perasaan puas, meningkat. Ini memberikan sinyal pada tubuh bahwa kegembiraan mulai mereda dan saatnya untuk relaks.

"Hal ini membantu menjelaskan hubungan antara rasa sakit dan kenikmatan, dan mengapa rasa sakit tidak terasa begitu kuat selama gairah dan orgasme," kata psikolog dan pakar seks Dr Margarida Rafael.

5. Kulit Memerah

Saat orgasme, kulit dapat memerah, salah satunya di area pipi. Hal ini disebabkan pelepasan hormon yang memicu pembuluh darah di dekat kulit melebar.

Selain itu, kulit juga menjadi lebih hangat dan kelenjar keringat terbuka. Tempat pertama yang mungkin bisa diperhatikan adalah wajah, tetapi kemerahan paling terasa di sekitar dada dan punggung.

6. Pupil Membesar

Pada titik orgasme, sistem saraf simpatik terbangun sehingga memicu pelepasan adrenalin dan hormon lain. Ini mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik, seperti menyediakan lebih banyak oksigen ke otot.

Lonjakan adrenalin menyebabkan iris (bagian mata yang berwarna) menjadi relaks, yang memungkinkan mata menjadi lebih besar.


(sao/naf)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |