Jakarta -
Jahe dan kunyit merupakan bumbu dapur yang kerap dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Keduanya kaya akan nutrisi serta antioksidan yang dapat membantu mencegah berbagai macam masalah kesehatan.
Jahe dikenal bermanfaat untuk mengatasi mual, muntah, nyeri yang berhubungan dengan osteoarthritis. Jahe juga telah terbukti dapat membantu mengendalikan kadar gula darah.
Di sisi lain, kunyit kerap digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, infeksi saluran pernapasan, dan nyeri arthritis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah studi menunjukkan mengkombinasikan jahe dan kunyit dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan, khususnya dalam melawan peradangan dan melindungi dari risiko penyakit kronis tertentu.
Lantas, apa saja manfaat yang diperoleh dari rutin mengonsumsi jahe dan kunyit? Dikutip dari Health, berikut ulasannya.
1. Melawan Stres Oksidatif
Jahe dan kunyit kaya akan antioksidan yang dapat mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah kondisi yang disebabkan oleh efek radikal bebas dalam tubuh, yang dapat merusak sel dan jaringan.
Seiring waktu, stres oksidatif juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan jenis kanker tertentu.
Jahe dan kunyit mengandung beragam senyawa yang memiliki efek antioksidan kuat, seperti gingerol, shogaol, dan kurkumin. Berbagai penelitian telah menunjukkan senyawa-senyawa tersebut memberikan efek antioksidan yang kuat ketika dikombinasikan.
2. Mengurangi Peradangan
Peradangan sejatinya merupakan mekanisme alami yang terjadi saat tubuh memulihkan diri dari cedera atau penyakit. Namun, peradangan yang terjadi terus-menerus dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti:
- Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis
- Depresi
- Diabetes tipe 2
- Penyakit Parkinson
- Jenis kanker tertentu
- Hipertensi
- Penyakit jantung
- Gangguan gastrointestinal, seperti radang usus besar
- Asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Antioksidan yang terkandung dalam jahe dan kunyit memiliki efek antiinflamasi kuat yang dapat mencegah terjadinya peradangan kronis.
Sebuah studi sel hewan menemukan bahwa shogaol (dari jahe) dan kurkumin (dari kunyit) merupakan senyawa utama yang membantu mengurangi peradangan. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah efek ini terlihat pada manusia.
3. Meningkatkan Imun Tubuh
Efek antiperadangan dan antioksidan dari jahe dan kunyit dapat menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat.
Jahe dan kurkumin, senyawa utama dalam kunyit, memiliki sifat antimikroba yang kuat. Ini berarti keduanya dapat membantu membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri. Inilah alasan keduanya telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai obat alami untuk pilek.
Studi terdahulu juga menunjukkan ekstrak jahe dapat membantu mencegah masuk angin, melegakan sakit tenggorokan, dan mengurangi hidung tersumbat. Sementara, Kurkumin dapat memengaruhi sel darah putih dan membantu memperkuat pertahanan kekebalan alami tubuh.
4. Mengurangi Nyeri Kronis
Efek antiperadangan pada jahe dan kunyit dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat peradangan.
Sebuah penelitian terhadap 60 orang penderita osteoartritis lutut membandingkan efek ekstrak kunyit, lada hitam, dan jahe dengan Aleve (naproxen). Para peneliti menemukan kombinasi herbal tersebut sama efektifnya dengan Aleve dalam mengurangi rasa sakit dan peradangan jika dikonsumsi dua kali sehari selama empat minggu
5. Mengatasi Mual dan Gangguan Pencernaan
Jahe telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengatasi mual akibat kemoterapi, morning sickness, operasi, dan mabuk perjalanan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan senyawa dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol, yang membantu mempercepat pengosongan perut dan melancarkan pencernaan.
Sementara itu, kunyit dapat membantu mengatasi refluks asam. Sebuah penelitian menemukan kurkumin bisa sama efektifnya dengan Prilosec (omeprazole) yang digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.
6. Mendukung Kesehatan Jantung
Asupan jahe dan kunyit dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan peradangan, yang sangat terkait dengan penyakit jantung.
Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 2-4 gram jahe segar setiap hari dapat membantu menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit jantung. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.
Studi observasional lainnya menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kunyit memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang jauh lebih rendah. Kunyit dapat membantu mencegah atau memperlambat aterosklerosis (penumpukan plak di arteri). Penumpukan plak dapat membuat arteri menyempit, sehingga mengurangi aliran darah dan menyebabkan nyeri dada atau serangan jantung.
Bukti terbaru menunjukkan jahe dapat berperan dalam penurunan berat badan. Sebuah tinjauan uji coba terkontrol acak menemukan bahwa mengonsumsi 2 gram suplemen jahe setiap hari selama lebih dari delapan minggu paling efektif untuk menurunkan berat badan.
Di sisi lain, penelitian pada tabung reaksi dan hewan menunjukkan bahwa kurkumin dapat mendukung penurunan berat badan dengan beberapa cara. Kurkumin dapat mematikan sel-sel lemak yang sedang berkembang dan mencegah terbentuknya sel-sel lemak baru. Kurkumin juga dapat meningkatkan metabolisme dan memperbaiki resistensi insulin.
(ath/kna)