Jakarta -
Viral belum lama ini curahan hati seorang wanita di Bandung bernama Amanda Prawiria di TikTok, menceritakan kisah suaminya yang meninggal dunia usai mengalami gigi berlubang. Dokter yang memeriksa menemukan adanya infeksi hingga abses di gigi pasien.
"Tapi besoknya hari keempat dokter bilang obat penenang sudah di stop seharusnya abis sadar, tapi abi tidak sadar dan koma. Tensi drop, oksigen sudah 100 persen dari ventilator. Qadarullah hari keempat di ICU Abi menghembuskan napas terakhirnya di depan mataku kayak mimpi kayak kaki nggak napak," cerita Amanda dalam salah satu konten TikTok-nya.
Gigi Berlubang Jangan Dianggap Sepele
Anggota Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Dr Paulus Januar, drg, MSi, CMC menjelaskan abses gigi adalah kondisi munculnya nanah dari infeksi bakteri yang terjadi pada gigi berlubang. Infeksi itu dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri dalam mulut seperti streptokokus, stafilokokus, aktinomises, dan sebagainya.
"Abses gigi dapat menjalar ke organ tubuh lainnya dan dapat berakibat serius, serta tidak mustahil berakhir dengan kematian," kata drg Paulus ketika dihubungi detikcom, Sabtu (15/2/2025).
drg Paulus mengatakan kasus semacam ini sebenarnya jarang terjadi. Meski begitu, ia menegaskan masalah gigi berlubang sebaiknya tidak dianggap sepele.
Jangan Tunggu Gigi Berlubang Parah
drg Paulus menuturkan masalah gigi berlubang harus ditangani sedini mungkin. Ini bertujuan untuk mencegah komplikasi lanjutan hingga dampak fatal yang mungkin muncul.
Ia lantas menyarankan pemeriksaan kesehatan gigi dilakukan setidaknya 6 bulan sekali. Pemeriksaan juga dapat dilakukan apabila masyarakat menemukan adanya rasa tidak nyaman atau kelainan pada mulut dan gigi.
"Jangan sampai gigi telah berlubang cukup besar dan sudah timbul keluhan, baru mencari pengobatan ke dokter gigi. Mengatasi gigi berlubang pada tahap awal jauh lebih mudah dibanding kalau sudah lanjut," tambahnya.
Tak Cukup Pakai Pereda Nyeri
Ia menambahkan obat pereda nyeri tidak cukup untuk mengatasi masalah sakit gigi berlubang. drg Paulus mengingatkan obat pereda nyeri atau painkiller hanya mengatasi gejalanya saja, bukan penyebabnya.
Selama penyebab utamanya belum diatasi, maka rasa sakit akan terus muncul setelah efek dari obat pereda nyeri hilang.
"Memang seringkali rasa sakit mereda namun obat tersebut hanya mengatasi gejalanya saja, dan tidak menghilangkan penyakit penyebabnya. Selama penyakit penyebabnya tidak diatasi, maka manifestasi akibatnya dalam bentuk rasa sakit akan selalu muncul kembali," ujar drg Paulus.
NEXT: Pencegahan gigi berlubang
Pencegahan Gigi Berlubang
Selain melakukan pemeriksaan secara rutin minimal enam bulan sekali, drg Paulus mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan gigi. Menjaga kebersihan gigi bisa dilakukan dengan cara rajin sikat gigi, menggunakan benang gigi, serta berkumur dengan obat kumur.
Ia menyarankan masyarakat menggunakan pasta gigi menggunakan fluoride yang baik untuk meningkatkan kekuatan email gigi. Email gigi menjadi lebih resisten terhadap masalah karies gigi.
"Dianjurkan menyikat gigi paling tidak dilakukan pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Terhadap sela-sela gigi dapat dilakukan pembersihan dengan menggunakan benang gigi (dental floss)," ucap drg Paulus.
"Hindari juga atau batasi makanan dan minuman yang berisiko dapat menimbulkan karies gigi terutama yang mengandung gula dalam kadar tinggi, bersifat asam, dan juga makanan mudah melekat pada gigi dari jenis karbohidrat olahan atau refined carbohydrate," tandasnya.
Simak Video "Daging di Gigi Berlubang"
[Gambas:Video 20detik]