Jakarta -
Sebuah penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara peningkatan konsumsi makanan ultra-olahan dan percepatan penuaan biologis. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Age and Aging ini dipimpin oleh ahli biokimia nutrisi Monash University, Barbara Cardoso.
Penelitian menunjukkan setiap peningkatan 10 persen konsumsi makanan ultra-olahan atau ultra-processed foods (UPF) memicu percepatan penuaan biologis sekitar 2,4 bulan dan meningkatkan risiko kematian hampir 2 persen selama dua tahun.
Adapun makanan ultra-olahan yang dimaksud mencakup keripik, minuman berkarbonasi, mi instan, es krim, coklat, biskuit, makanan siap saji, sosis, burger, nugget ayam dan ikan, makanan ringan kemasan yang manis atau gurih, dan energy bar.
Penulis pertama Dr Barbara Cardoso, dari Departemen Nutrisi, Dietetika, dan Makanan dari Monash University dan Monash Victorian Heart Institute, mengatakan temuan tersebut menggarisbawahi pentingnya mengonsumsi sebanyak mungkin makanan yang tidak diproses dan diproses seminimal mungkin.
Menurutnya, hubungan antara UPF dan penanda penuaan biologis kurang diselidiki, meskipun ada efek kesehatan buruk yang jelas dari makanan ini.
"Pentingnya temuan kami sangat besar, karena prediksi kami menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan 10 persen konsumsi makanan ultra-olahan, terdapat peningkatan risiko kematian sebesar hampir dua persen dan risiko penyakit kronis sebesar 0,5 persen dalam kurun waktu dua tahun," katanya, dikutip dari laman resmi Monash University, Kamis (20/2/2025).
"Dengan asumsi pola makan standar 2.000 kalori (8500 kilojoule) per hari, menambahkan 200 kalori ekstra dari makanan ultra-olahan, yang kira-kira setara dengan porsi 80 gram chicken bite atau sebatang cokelat kecil, dapat menyebabkan proses penuaan biologis berlangsung lebih dari dua bulan dibandingkan dengan penuaan kronologis."
Adapun penelitian ini melibatkan 16.055 peserta dari Amerika Serikat berusia 20-79 tahun yang kesehatan dan gaya hidupnya sebanding dengan mereka yang tinggal di negara-negara Barat lainnya, termasuk Australia.
Penelitian ini juga menggunakan data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional AS (NHANES) 2003-2010. Kualitas diet dinilai dengan American Heart Association (AHA) 2020 dan Healthy Eating Index 2015 (HEI-15). Penuaan biologis dinilai menggunakan algoritma PhenoAge.
Setiap 10 persen asupan energi dari makanan olahan memicu partisipan berusia 0,21 tahun lebih tua secara biologis. Dibandingkan partisipan yang mengonsumsi rendah makanan olahan, mereka yang mengonsumsi makanan olahan dengan jumlah tinggi berusia 0,86 tahun lebih tua secara biologis.
Hubungan antara asupan UPF dan penuaan biologis tetap signifikan setelah disesuaikan dengan kualitas makanan dan asupan energi total.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti rendahnya asupan flavonoid atau fitoestrogen, yang terdapat pada makanan alami seperti buah dan sayur segar, atau paparan yang lebih tinggi terhadap bahan kimia dan senyawa kemasan yang terbentuk selama pengolahan makanan.
"Orang dewasa dengan UPF yang lebih tinggi cenderung lebih tua secara biologis," demikian temuan penelitian tersebut.
"Hubungan ini sebagian tidak bergantung pada kualitas makanan, yang menunjukkan bahwa pengolahan makanan dapat berkontribusi pada percepatan penuaan biologis. Temuan kami menunjukkan alasan kuat untuk menargetkan konsumsi UPF guna mendorong penuaan yang lebih sehat," kata penelitian tersebut.
Dr Cardoso mengatakan meski peserta studi berada di AS, relevansi temuan tersebut berlaku juga bagi warga Australia, karena rata-rata, makanan ultra-olahan mewakili hampir 40 persen dari total asupan energi di kalangan orang dewasa Australia.
Ia mengatakan mengingat populasi global terus menua, menunjukkan efek buruk UPF memperkuat perlunya strategi kesehatan masyarakat yang berfokus pada pola makan untuk memperpanjang rentang hidup yang sehat.
"Temuan kami menunjukkan bahwa mengurangi makanan ultra-olahan dalam pola makan dapat membantu memperlambat lintasan penuaan biologis, sehingga menjadi alasan lain untuk menargetkan makanan ultra-olahan saat mempertimbangkan strategi untuk meningkatkan penuaan yang sehat," katanya.