Transformasi Prodia Group Bangun Ekosistem Faskes yang Holistik di RI

3 days ago 29

Jakarta - Prodia Group melalui ketiga anak usahanya PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia/PRDA), PT Prodia Diagnostic Line (Proline), dan PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM) terus berupaya untuk membangun ekosistem fasilitas kesehatan yang holistik di Indonesia. Pada 2024, Prodia mencatatkan berbagai pencapaian yang menunjukkan pertumbuhan dan inovasi berkelanjutan. Salah satunya mengembangkan aplikasi digital 'U by Prodia' yang dilengkapi dengan fitur terbaru.

Di antaranya fitur Smart Report 2.0 dan Health Plan yang dirancang untuk dipersonalisasi serta berbasis bukti ilmiah kepada para pelanggan. Dituturkan Founder & Komisaris Utama Prodia Andi Widjaja, digitalisasi merupakan salah satu janji sejak PRDA melantai di bursa saham pada 2016 lalu.

"Dulu, waktu kita IPO pada 2016 saya katakan rulesnya Prodia ingin menyongsong next generation medicine," kata Andi, dalam acara 'Prodia Connect: Insight and Networking' di The Grand Mansion, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).

Aplikasi 'U by Prodia' memberikan pengalaman kesehatan digital yang lebih baik. Dirilis sejak Maret 2023, platform ini sudah menarik 1,4 juta pengunduh.

Di samping itu, Prodia juga mengakuisisi 39% saham produsen alat kesehatan diagnostik in vitro yang telah dikenal luas di Indonesia, ProLine. Akuisisi ini semakin mempererat hubungan dan sinergi antara kedua entitas dalam mendukung ekosistem kesehatan di Indonesia.

"Waktu itu PRDA membeli saham ProLine, uangnya dipakai untuk membeli mesin ini. Dengan demikian kapasitasnya menjadi jauh lebih besar," kata Andi.

ProLine sendiri telah memproduksi berbagai produk Alat Kesehatan Dalam Negeri (AKD) termasuk reagen kimia klinik, urine strip, produk molekuler, imunologi, instrumen, rapid diagnostic test, serta instrumen IVD (in vitro diagnostic) dan sparepart untuk IV yang memberikan solusi lengkap bagi industri kesehatan. Apalagi, skor Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ProLine sebesar 40% yang mendukung visi pemerintah.

"Kualitasnya sudah teruji dan ketersediaannya dengan harga terjangkau," tutur Andi.

Tak hanya itu, setelah akuisisi dengan Prodia, ProLine membangun pabrik keduanya di area seluas 5.500m2 dan luas bangunan 9.690m2 yang akan meningkatkan kapasitas produksi hingga tiga kali lipat. Rencananya, pabrik kedua yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat ini akan diresmikan pada April 2025.

"ProLine juga sudah bisa melayani 4.800 dari 10.416 puskesmas yang diharapkan akses layanan kesehatan berkualitas semakin merata," jelas Andi.

Inovasi lainnya yang dikembangkan oleh Prodia Group yaitu ProSTEM. ProSTEM merupakan laboratorium penyimpanan, pengolahan, dan pengembangan aplikasi klinis stem cell (sel punca) sel, dan metabolitnya.

"Dan kita kerja sama dengan perguruan tinggi dan juga BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) mulai mengembangkan produk-produk. Dan ProSTEM memiliki izin dari pemerintah (Kemenkes RI), sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat/Bahan Obat yang Baik) dari Badan POM, dan jaminan mutu ISO 9001:2015)," kata Andi.

Hingga tahun 2024, ProSTEM berhasil mengembangkan terapi sel untuk pengobatan yang sulit diobati. Andi berharap sinergi ini bisa mendukung pengembangan ekosistem dalam industri kesehatan Tanah Air.

"Dengan adanya sinergi ini, Prodia juga berkomitmen untuk memperluas jaringan distribusi ProLine, menjalin lebih banyak kerja sama dengan rumah sakit, fasilitas kesehatan, dan instansi terkait, serta mendukung pengembangan teknologi terbaru dalam industri kesehatan," jelas Andi.

Sebagai informasi, acara Prodia Connect: Insight and Networking mengusung tema 'Menyongsong Inovasi Kesehatan Masa Depan: Potensi Industri Alat Kesehatan, Pengobatan Regeneratif, dan Diagnostik Laboratorium di Indonesia'. Selain Andi, hadir sebagai narasumber Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty dan Direktur ProSTEM Cynthia Retna Sartika.


(prf/ega)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |