Jakarta -
Beser adalah suatu kondisi ketika seseorang terlalu sering buang air kecil. Hal ini bikin repot dan tidak nyaman karena rasanya ingin kencing terus, padahal beberapa menit lalu baru saja balik dari kamar mandi.
Beberapa orang menganggap beser adalah kondisi yang normal. Padahal, beser bisa menandakan adanya suatu penyakit tertentu. Maka dari itu, penting untuk mengetahui penyebab terlalu sering kencing.
Lantas, apa penyebab seseorang mengalami beser? Lalu bagaimana cara mengatasinya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.
Seberapa Sering Buang Air Kecil dalam Sehari?
Mengutip Cleveland Clinic, rata-rata seseorang buang air kecil sebanyak 7-8 kali dalam sehari. Apabila kamu merasa ingin kencing terus atau harus buang air kecil setiap 30-60 menit sekali, kemungkinan besar mengalami beser.
Namun, hal tersebut bisa dikategorikan "normal" apabila kamu minum terlalu banyak cairan atau sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu, sehingga jadi lebih sering kencing.
Selain itu, seseorang akan lebih sering buang air kecil jika sudah berusia lebih dari 70 tahun, sedang hamil, atau memiliki kelenjar prostat yang membesar (benign prostatic hyperplasia atau BPH).
Lansia menjadi paling sering mengalami beser karena adanya penurunan kapasitas kandung kemih dan berkurangnya fungsi otot. Ketika otot dasar panggul fungsinya menurun, maka lansia sulit mengendalikan rasa ingin kencing.
Penyebab Beser
Beser bisa menandakan kalau ada sejumlah masalah atau penyakit tertentu yang menyerang tubuh. Mengutip situs WebMD dan Mayo Clinic, berikut penyebab terlalu sering buang air kecil:
1. Diabetes
Penyebab yang pertama bisa menandakan seseorang mengalami diabetes. Sering buang air kecil dengan jumlah urin yang sangat banyak sering kali merupakan gejala awal diabetes tipe 1 dan tipe 2. Soalnya, tubuh mencoba membuang glukosa yang tidak terpakai dalam urin.
2. Prostat
Sebagian pria juga kerap mengalami beser. Nah, kondisi tersebut umumnya berkaitan dengan prostat jinak atau dikenal juga dengan benign prostatic hyperplasia (BPH).
Prostat yang membesar dapat menekan uretra (saluran yang menyalurkan urine keluar dari tubuh) dan menghalangi aliran urine. Hal tersebut menyebabkan dinding kandung kemih jadi mudah teriritasi.
Sebenarnya, masih belum diketahui pasti penyebab pembesaran pada prostat. Namun, faktor-faktor yang terkait dengan usia bertambah dan perubahan sel-sel testis mungkin berperan dalam pertumbuhan kelenjar serta kadar testosteron.
3. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) menjadi penyebab paling umum seseorang mengalami beser. ISK adalah suatu kondisi saat organ-organ pada sistem kemih, seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
4. Efek Diuretik
Penyebab berikutnya karena efek diuretik. Mengkonsumsi apapun yang mengandung efek diuretik, seperti teh, kopi, atau pil diuretik untuk menangani hipertensi dan masalah hati serta ginjal, dapat membuat seseorang mengalami beser.
Hal itu disebabkan ginjal melepaskan sodium lebih banyak ke urine. Kondisi itu membuat tubuh kekurangan sodium dan potasium yang bisa berdampak buruk. Umumnya, seseorang akan mengalami gejala seperti pusing, nyeri, dan mual.
5. Kehamilan
Sering buang air kecil merupakan kondisi yang umum selama masa kehamilan. Soalnya, rahim yang membesar dapat menekan kandung kemih, sehingga menyebabkan ibu hamil jadi sering kencing.
Beberapa ibu hamil mungkin harus buang air kecil lebih sering saat memasuki trimester pertama dan ketiga, sedangkan lebih jarang beser selama trimester kedua.
6. Nyeri Kandung Kemih
Sistitis interstisial atau dikenal juga sebagai nyeri kandung kemih, merupakan kondisi kronis yang menyebabkan peradangan di dinding kandung kemih. Hal ini menyebabkan rasa nyeri pada kandung kemih dan daerah pinggul.
Beberapa orang yang mengidap kondisi ini sering merasakan ingin kencing, tapi hanya sedikit air seni yang keluar. Sayangnya, belum diketahui secara pasti apa penyebab munculnya sistitis interstisial.
7. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan kondisi ketika kadar kalsium dalam darah lebih tinggi dari normal, yakni di atas 10,4 mg/dL. Salah satu gejala seseorang yang mengidap hiperkalsemia adalah terlalu sering buang air kecil.
Adapun sejumlah gejala lain dari hiperkalsemia, di antaranya:
- Rasa haus yang berlebih
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Sembelit
- Nyeri
- Tulang dan otot yang melemah
- Denyut nadi cepat atau tidak teratur
- Kebingungan, kelelahan, dan depresi.
Cara Mengatasi Beser
Mengutip laman WebMD, untuk mengatasi beser perlu diketahui penyebabnya terlebih dahulu. Misalnya, jika disebabkan oleh diabetes maka pengobatan akan melibatkan pengendalian kadar gula darah.
Selain itu, ada sejumlah cara lain untuk mengatasi sering buang air kecil, yaitu:
1. Pelatihan Kandung Kemih
Cara ini melibatkan peningkatan interval antara penggunaan kamar mandi selama kurang lebih 12 minggu. Cara ini membantu melatih kandung kemih untuk menahan kencing lebih lama dan buang air kecil lebih jarang.
2. Latihan Kegel
Latihan ini dapat membantu memperkuat otot-otot di sekitar kandung kemih dan uretra. Fungsinya untuk meningkatkan kontrol kandung kemih serta mengurangi keinginan untuk kencing. Latihan ini membutuhkan waktu selama lima menit dan dilakukan sebanyak tiga kali sehari.
3. Memantau Asupan Minuman
Disarankan untuk minum air yang cukup agar dapat mencegah sembelit dan urine yang berlebih. Selain itu, hindari minum air sebelum tidur karena menyebabkan buang air kecil di malam hari.
4. Modifikasi Pola Makan
Cobalah untuk menghindari makanan yang dapat mengiritasi kandung kemih atau punya efek diuretik, seperti kafein, alkohol, dan minuman berkarbonasi. Penting juga untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi karena sembelit bisa memperburuk gejala sindrom kandung kemih.
Itulah tujuh penyebab seseorang mengalami beser dan cara mengatasinya. Semoga membantu detikers!
(ilf/fds)