Sinar Matahari Bikin Galon Guna Ulang Berisiko Terpapar BPA

1 month ago 63

Jakarta - Truk pengangkut galon guna ulang dalam bak terbuka, yang terpapar sinar matahari langsung seringkali menjadi pemandangan sehari-hari.

Padahal, paparan sinar matahari, terlebih saat suhu udara yang mencapai puncak saat siang hari, dapat mempengaruhi kualitas produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK).

Menyoroti hal ini, dr. I Made Oka Negara dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pun menyampaikan keprihatinannya terkait pendistribusian produk AMDK galon.

"Galon ini menjadi masalah pada waktu didistribusikan, mulai dari yang kosong maupun yang sudah diisi, karena bisa terpapar panas, karena ditaruh di truk-truk terbuka," kata dr. I Made Oka dalam keterangan tertulis, Minggu (19/1/2025).

Adapun cara distribusi tersebut dinilai menyalahi aturan BPOM tentang cara penyimpanan pangan olahan. Dalam Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 tentang Label Pangan Olahan, BPOM telah mewajibkan produsen AMDK untuk menyimpan produk-produk mereka di tempat bersih dan sejuk, menghindarkannya dari paparan sinar matahari langsung dan benda-benda berbau tajam.

Sayangnya, peraturan ini masih belum menjadi perhatian utama para pelaku bisnis AMDK. Padahal, sejumlah riset ilmiah telah menunjukkan paparan sinar matahari langsung terhadap kemasan pangan berbahan plastik polikarbonat yang digunakan oleh galon guna ulang bisa menyebabkan peluruhan Bisphenol A (BPA) dari kemasannya ke air minum.

Pakar polimer dari Universitas Indonesia Mochamad Chalid pun menjelaskan paparan sinar matahari langsung berpotensi meningkatkan peluruhan BPA dari galon polikarbonat ke air minum. Hal ini disampaikannya dalam acara Expert Forum di UI beberapa waktu lalu.

"BPA dapat terlepas dari polikarbonat dengan adanya peningkatan pada suhu dan waktu," ucap Chalid.

Risiko Paparan Sinar Matahari pada Plastik Polikarbonat

Bisphenol A (BPA) adalah senyawa kimia yang banyak digunakan dalam pembuatan plastik, terutama jenis plastik polikarbonat. Jenis plastik ini banyak umumnya ditemukan dalam botol dan galon air minum guna ulang.

Hingga kini, plastik polikarbonat masih menjadi topik perhatian banyak penelitian kesehatan karena potensi risiko kesehatannya. Sejumlah riset ilmiah pun mengungkap bagaimana paparan sinar matahari bisa meningkatkan peluruhan BPA dari kemasan polikarbonat.

Pertama, sinar matahari mengandung radiasi ultraviolet (UV) yang memiliki energi cukup kuat untuk memutus rantai ikatan kimia pada plastik polikarbonat. Proses ini akan melemahkan struktur polimer pada polikarbonat, sehingga molekul BPA lebih mudah berpindah dari kemasan ke air minum.

Kedua, sinar matahari tidak hanya memancarkan sinar UV tetapi juga menghasilkan panas, sehingga meningkatkan suhu di dalam galon polikarbonat. Suhu yang meningkat akan meningkatkan pula mobilitas molekul, yang selanjutnya memfasilitasi migrasi BPA ke dalam air minum.

Ketiga, polikarbonat rentan mengalami degradasi akibat proses yang disebut "stres oksidatif" akibat paparan radiasi UV dari paparan sinar matahari. Degradasi polikarbonat ini lebih lanjut akan mempercepat pelepasan BPA.

Jika disimpulkan, ada tiga kombinasi proses yang bisa menyebabkan peluruhan BPA dari kemasan polikarbonat ke dalam air minum akibat paparan sinar matahari langsung. Ketiga proses ini antara lain, paparan radiasi UV, peningkatan suhu akibat panas yang dihasilkan, dan "stres oksidatif".

Cara distribusi galon guna ulang yang tidak tepat telah menjadi perhatian pemerintah. Sebelumnya, hasil pengawasan BPOM di lapangan pada 2021-2022 menemukan level peluruhan BPA di sarana distribusi yang berada pada rentang 0,5 bpj (bagian per juta) hingga 0,6 bpj sebanyak 46,97 persen dan yang berada di atas 0,6 bpj sebanyak 3,4 persen.

Artinya, hampir setengah produk AMDK galon guna ulang di sarana produksi sudah tercemar BPA pada tingkat mengkhawatirkan (0,5-0,6 bpj). Sementara 3,4 persennya sudah melampaui ambang batas aman (0,6 bpj).

Padahal, paparan kronis BPA melalui konsumsi air minum atau makanan lain dapat menyebabkan penumpukan dalam tubuh, yang beresiko membahayakan kesehatan. Penelitian juga menunjukkan akumulasi BPA ini berkaitan dengan gangguan metabolisme, penyakit kardiovaskular, serta perubahan perilaku pada anak-anak.


(ega/ega)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |