Jakarta -
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof Dr Taruna Ikrar, M Biomed, PhD, menerima undangan terhormat dari Fakultas Kedokteran Harvard University untuk menyampaikan kuliah ilmiah dalam forum internasional bertema Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP).
Kehadiran Prof Ikrar di universitas yang telah menghasilkan sembilan peraih nobel ini bukan hanya bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam ilmu pengetahuan dan regulasi kesehatan, tapi juga menandai posisi strategis Indonesia dalam lanskap teknologi kesehatan global.
Dalam presentasinya, Prof Ikrar menegaskan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri bioteknologi, tidak hanya di Asia, tetapi juga di tingkat global.
Regulasi ATMP: Fondasi Menuju Standar Global
BPOM RI saat ini tengah membangun kerangka regulasi untuk ATMP yang bersifat:
Adaptif
Mengikuti dinamika pesat teknologi medis modern
Berbasis Bukti Ilmiah
Memastikan terapi yang masuk ke pasar didukung oleh penelitian yang kuat
Mendukung Inovasi
Mempercepat akses publik terhadap terapi baru tanpa mengorbankan mutu dan keamanan.
"Pendekatan ini sejalan dengan tren global. Negara-negara maju sedang bergerak ke arah yang sama, dan Indonesia tidak ingin tertinggal dalam revolusi terapi berbasis bioteknologi," ujar Prof Ikrar.
Ekosistem Bioteknologi: Komitmen Pemerintah Indonesia
Taruna juga menegaskan di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto dan visi Asta Cita, Indonesia tengah membangun ekosistem bioteknologi nasional yang kokoh melalui:
Investasi Infrastruktur Riset
Membangun laboratorium dan pusat riset bioteknologi berstandar internasional.
Kemitraan Global
Berkolaborasi dengan universitas dan perusahaan farmasi dunia untuk transfer teknologi.
Pengembangan SDM
Meningkatkan kapasitas ilmuwan Indonesia melalui pendidikan, pelatihan, dan riset.
"Dengan kekayaan hayati yang luar biasa serta pasar domestik yang besar, Indonesia memiliki modal yang kuat untuk tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen teknologi medis di masa depan.
Manfaat bagi Masyarakat Indonesia
Pengembangan bioteknologi dan regulasi yang kuat di bidang terapi medis akan memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat Indonesia, antara lain:
Akses terhadap Pengobatan Canggih
Dengan adanya regulasi ATMP yang adaptif, masyarakat dapat memperoleh terapi medis terbaru dengan standar keamanan dan efektivitas tinggi.
Harga yang Lebih Terjangkau
Dengan meningkatnya produksi dalam negeri, biaya terapi medis dapat ditekan sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat luas.
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Inovasi di bidang bioteknologi akan membuka peluang untuk penemuan dan pengembangan terapi baru bagi penyakit yang sulit diobati.
Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Investasi di sektor bioteknologi akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing Indonesia dalam industri kesehatan global.
Kemandirian Teknologi Kesehatan
Dengan adanya ekosistem bioteknologi yang kuat, Indonesia tidak lagi bergantung pada impor obat dan terapi medis dari luar negeri.
Transformasi Nasional Menuju Kemandirian Teknologi Kesehatan
Prof Ikrar, yang telah lima kali mempublikasikan risetnya di jurnal ilmiah Nature, menegaskan bahwa BPOM RI di bawah kepemimpinannya siap mendukung transformasi besar ini.
"Ini bukan sekadar mimpi. Dengan regulasi yang progresif, investasi di sektor riset, dan kolaborasi internasional yang aktif, Indonesia bisa menjadi pusat inovasi bioteknologi dunia," tegasnya.
Namun, ia juga mengingatkan adanya sejumlah tantangan yang harus dihadapi bersama, seperti kebutuhan pembiayaan, kesenjangan dalam kesiapan industri lokal, serta perlunya penyempurnaan regulasi secara berkelanjutan.
Undangan sebagai pembicara di Fakultas Kedokteran Harvard University menjadi panggung penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kesiapannya sebagai mitra strategis dalam pembangunan kesehatan global. Melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor industri, Indonesia diyakini mampu menjadikan bioteknologi sebagai salah satu pilar utama pembangunan nasional di era modern.
(suc/up)