10 Jenis dan Cara Mengobati Penyakit Kelamin Pria yang Berbahaya

2 weeks ago 11

Jakarta -

Ada berbagai jenis penyakit kelamin yang mungkin menyerang pria. Beberapa di antaranya termasuk berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Simak artikel ini untuk mengetahui cara mengobati penyakit kelamin pria yang berbahaya berdasarkan 10 jenis penyakitnya.

Dirangkum dari situs Medical News Today, WebMD, dan Cleveland Clinic, berikut ini 10 jenis penyakit kelamin pria yang berbahaya dan cara mengobatinya:

1. Sifilis

Penyakit sifilis terjadi akibat infeksi bakteri yang ditularkan lewat hubungan seks vaginal, anal, maupun oral tanpa kondom. Pria yang berhubungan sesama jenis memiliki risiko penularan lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala sifilis berkembang secara bertahap, bisa terjadi berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Beberapa gejala primernya yakni luka kecil dan keras di tempat pertama kali bakteri masuk ke dalam tubuh, seperti di penis, anus, dan mulut. Gejala lainnya, seperti pembengkakan kelenjar getah bening di leher, selangkangan, atau ketiak.

Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa menyerang organ lain, seperti jantung, otak, mata, hati, dan pembuluh darah. Akibatnya, penderita sifilis yang tak ditangani bertahun-tahun bisa mengalami penyakit jantung atau stroke.

Cara mengobati sifilis yakni dengan minum antibiotik benzathine benzylpenicillin, baik untuk mengobati sifilis primer, sekunder, dan sifilis laten awal. Jika alergi terhadap penisilin, bisa juga menggunakan antibiotik doksisiklin atau azitromisin.

Antibiotik dapat mencegah infeksi yang berkembang. Akan tetapi antibiotik tidak dapat memperbaiki kerusakan permanen akibat infeksi bakteri tersebut.

2. Herpes

Herpes mungkin sering kita kenal sebagai penyakit kulit biasa. Tetapi jika terjadi pada alat kelamin, penyakit ini disebabkan infeksi virus herpes simpleks (HSV).

Ada dua jenis virus HSV, yaitu HSV-1 yang disebut herpes oral, menyebabkan luka dingin di dalam dan di sekitar mulut. Sedangkan HSV-2 menular melalui hubungan seks tanpa kondom dan menyebabkan herpes genital.

Terkadang herpes tidak memiliki gejala. Jika muncul gejala, beberapa hal yang terjadi adalah lepuhan herpes ringan seperti gigitan serangga, rambut yang tumbuh ke dalam, atau seperti luka akibat pisau cukur.

Cara mengobati herpes genital hanya dengan menangani gejala dan mencegahnya datang lagi, sebab herpes sering kali muncul kembali dari waktu ke waktu. Penyakit ini menjadi berbahaya jika dialami orang dengan masalah kekebalan tubuh, karena bisa mengalami komplikasi infeksi otak dan mata.

3. Klamidia

Klamidia termasuk penyakit menular seksual yang ditularkan akibat infeksi bakteri. Biasanya menular lewat hubungan seks anal, oral, atau vagina tanpa kondom. Pada pria, klamidia berkembang di uretra, rektum, atau tenggorokan.

Kebanyakan pengidapnya tidak menyadari gejala penyakit ini. Tetapi gejala yang mungkin dialami adalah keluarnya cairan dari penis, rasa sakit saat buang air kecil, rasa sakit dan bengkak pada salah satu atau kedua testis, dan nyeri dubur.

Jika tidak ditangani, klamidia bisa menginfeksi saluran sperma yang kemudian menyebabkan kemandulan. Penyakit ini bisa menular kepada pasangan dan menyebabkan kehamilan ektopik dan kelahiran prematur pada ibu hamil.

Cara mengobati klamidia adalah dengan pengobatan antibiotik oral. Infeksi mungkin akan terjadi kembali, maka sebaiknya dilakukan tes lagi setelah masa pengobatan.

4. Gonore

Gonore atau kencing nanah terjadi akibat infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae, yang biasanya berkembang di uretra, rektum, atau tenggorokan. Penularan bisa terjadi lewat hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa kondom.

Gejala gonore pada pria meliputi sakit saat buang air besar dan kencing, mengeluarkan cairan putih, kuning, atau abu-abu dari uretra, rasa nyeri pada testis, gatal pada anus.

Gonore yang parah bisa membuat komplikasi penyakit seperti infeksi pada jantung, radang selaput otak atau meningitis, dan kerusakan organ lainnya.

Cara mengobati gonore adalah dengan antibiotik untuk menghentikan perkembangan bakteri. Nama obat ini tidak dapat membalikkan mengembalikan kerusakan yang telah terjadi.

5. HPV

Human papillomavirus (HPV) adalah nama virus yang juga digunakan untuk menyebut jenis penyakit yang diakibatkannya. Gejala umum yang muncul adalah kutil pada alat kelamin, mulut, atau tenggorokan.

HPV termasuk penyakit menular yang biasanya menyerang remaja dan pemuda awal usia 20-an. Laki-laki dengan HPV mungkin tidak merasakan gejala, atau gejalanya mungkin muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah menginfeksi.

HPV bisa menyebabkan beberapa jenis kanker. HPV bisa sembuh tanpa obat, tetapi terkadang diperlukan obat untuk menangani gejala dan komplikasinya. Pencegahannya adalah dengan menggunakan vaksin.

6. HIV/AIDS

HIV/AIDS adalah penyakit yang diakibatkan virus yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh. Virus ini bisa menular lewat beberapa cairan tubuh, termasuk sperma, cairan vagina dan dubur, serta darah. Penyebab paling umum adalah berhubungan seksual tanpa kondom.

Gejala umum HIV/AIDS adalah flu setelah 2-6 minggu terinfeksi. Sakit ini bisa dibarengi dengan demam, sakit tenggorokan, ruam, sakit kepala, dan rasa kelelahan. Penyakit ini menggerogoti kekebalan tubuh hingga pengidapnya bisa mati.

Belum ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS, tetapi terapi antiretroviral membantu virus berkembang lebih jauh. Obat juga dibutuhkan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan.

7. Hepatitis B

Hepatitis B adalah peradangan hati yang sering kali disebabkan infeksi virus. Virus ini dapat menular melalui darah, air mani, dan beberapa cairan tubuh lainnya.

Sebagian besar orang dengan hepatitis B tidak memiliki gejala. Jika bergejala, orang mungkin merasakan pilek atau flu pada 90 hari setelah terinfeksi. Tanda lainnya seperti demam, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, penyakit kuning (kencing berwarna gelap dan menguningnya kulit dan bagian putih mata)

Saat ini tidak ada pengobatan untuk hepatitis B akut. Namun obat-obatan dapat mengobati hepatitis B kronis.

8. Priapisme

Priapisme terjadi ketika kelainan ketika alat kelamin pria atau penis mengalami ereksi dan darah tidak dapat mengalir dari penis. Kondisi ini sering kali terasa menyakitkan dan dapat berlangsung selama 4 jam atau lebih.

Hal ini mungkin terjadi ketika kondisi tanpa gairah seksual atau rangsangan seksual pada penis. Priapisme bisa menyebabkan kerusakan permanen pada penis jika tidak segera ditangani.

9. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah infeksi akibat organisme yang mungkin tanpa gejala. Tetapi penderitanya mungkin mengalami uretritis atau peradangan pada saluran kemih (uretra).

Gejalanya antara lain gatal atau iritasi di dalam penis, rasa terbakar saat buang air kecil atau setelah ejakulasi, sering buang air kecil, nyeri, bengkak, dan kemerahan di sekitar ujung penis.

Pada kondisi yang parah, hal ini bisa menyebabkan peradangan pada prostat (prostatitis) dan peradangan epididimis (epididimitis). Hal ini bisa menurunkan kualitas seks karena munculnya gangguan saat penetrasi atau setelah ejakulasi.

Cara pengobatan trikomoniasis adalah dengan obat metronidazol, dan tingkat kesembuhannya sekitar 90%.

10. Kanker Penis

Terakhir, penyakit kelamin pria yang berbahaya adalah kanker penis. Kanker langka ini biasanya muncul pada bagian kepala penis atau kulup. Kanker mungkin muncul tiba-tiba dan bisa mengakibatkan kematian.

Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi orang dengan HPV dan orang merokok lebih berisiko terkena kanker ini. Untuk mengobati kanker penis, dokter mungkin menyarankan pembedahan, terapi radiasi atau kemoterapi.

Nah, itulah 10 jenis penyakit kelamin pria yang berbahaya. Patut diketahui, cara mengobati penyakit kelamin pria bergantung pada hasil diagnosis dan pemeriksaan dokter. Jika diperlukan, dokter akan memberikan obat maupun melakukan tindakan khusus.


(bai/row)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |