Jakarta -
Metabolisme memainkan peran yang sangat penting dalam penurunan berat badan. Laju metabolisme yang tinggi dapat membakar kalori lebih cepat dan banyak, sehingga mencegah kalori disimpan sebagai lemak dalam tubuh.
Sebaliknya, metabolisme yang lambat membuat tubuh membakar lebih sedikit kalori. Akibatnya, kelebihan kalori disimpan dalam bentuk lemak dan menyebabkan kenaikan berat badan.
Maka dari itu, seseorang yang ingin menurunkan berat badan perlu meningkatkan laju metabolismenya untuk membakar kalori dan mencegah penumpukan lemak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Healthline, berikut cara meningkatkan metabolisme tubuh agar cepat kurus.
1. Konsumsi Makanan Tinggi Protein
Saat makan, metabolisme tubuh akan meningkat selama beberapa jam. Ini disebut juga sebagai efek termal makanan (thermic effect of food), yaitu kondisi ketika tubuh membakar kalori ekstra menjadi energi untuk memproses makanan yang dikonsumsi.
Dibandingkan karbohidrat dan lemak, protein dapat memicu peningkatan metabolisme lebih besar. Protein meningkatkan laju metabolisme 20-30 persen. Sementara, karbohidrat meningkatkan laju metabolisme 5-10 persen, dan lemak 0-3 persen.
Mengonsumsi lebih banyak protein juga dapat mencegah kehilangan massa otot yang kerap terjadi saat sedang diet.
2. Jajal HIIT
HIIT atau High-intensity interval training belakangan semakin sering digandrungi oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan. HIIT biasanya menggabungkan gerakan dari beberapa olahraga, seperti kardio, angkat beban, push up, burpee, dan lain sebagainya.
Karena HIIT melibatkan gerakan yang cepat dan intens, olahraga ini mampu mendongkrak laju metabolisme. Saat beristirahat, sel otot akan membakar energi, yang kemudian membantu mengurangi lemak dan membentuk otot.
3. Lakukan Angkat Beban
Otot tubuh lebih dari sekadar estetika saja. Faktanya, otot-otot tersebut dapat membantu meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak.
Tubuh perlu membakar energi untuk mempertahankan massa otot. Semakin banyak otot yang dimiliki, tentu semakin banyak pula kalori dan energi yang dibakar untuk menjaga massa otot tersebut, sehingga mencegah terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh.
Bahkan, latihan kekuatan dapat memicu metabolisme dan pembakaran kalori meski tubuh sedang beristirahat.
4. Tidur yang Cukup
Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan berat badan. Pasalnya, kurang tidur dapat memengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar (ghrelin) dan kenyang (leptin).
Hal ini membuat seseorang yang kurang tidur cenderung mudah lapar dan makan berlebihan, yang kemudian meningkatkan risiko kenaikan berat badan.
Studi pada 2019 juga menunjukkan kurang tidur dapat memperlambat metabolisme lemak dalam tubuh.
5. Minum Kopi
Penelitian menunjukkan kafein dapat memicu tubuh melepaskan neurotransmiter, seperti epinefrin, yang membantu tubuh memproses lemak.
Namun, efek ini bisa bervariasi berdasarkan beberapa faktor. Misalnya, salah satu studi menemukan kafein lebih aktif meeningkatkan pembakaran lemak selama berolahraga pada individu dengan gaya hidup kurang aktif (sedentary) dibandingkan atlet terlatih.
6. Sering-sering Berdiri
Duduk dalam jangka waktu yang lama membuat tubuh membakar lebih sedikit kalori, sehingga menyebabkan penambahan berat badan.
Sebuah tinjauan pada 2018 menemukan berdiri dapat menurunkan risiko kardiometabolik, berat badan, lemak tubuh, lingkar pinggang, tekanan darah sistolik dan diastolik, trigliserida, dan kolesterol total.
Lebih lanjut, berjalan kaki dapat menghasilkan dampak yang lebih besar terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan resistensi insulin.
Cobalah untuk berdiri dan berjalan kaki di sela-sela pekerjaan guna mengurangi waktu yang dihabiskan untuk duduk.
(ath/naf)