Jakarta -
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tapi juga mental. Makanan tertentu dapat memicu masalah mental, seperti stres dan kecemasan.
Pakar nutrisi dari Harvard Medical School, dr Uma Naidoo mengungkapkan otak dan pencernaan saling memengaruhi satu sama lain. Ketika salah satu mengalami masalah, yang lain pun bisa ikut terpengaruh.
"Terlebih jika peradangan terjadi di usus, lebih sedikit lagi energi yang tersedia untuk otak dan tubuh. Ini karena peradangan mengacaukan metabolisme yang menghasilkan energi," ujar Naidoo dikutip dari CNBC Make It, Kamis (24/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naidoo menambahkan peradangan di usus juga dapat meningkatkan radikal bebas yang merusak jaringan otak.
Karena itu, penting untuk memahami makanan apa saja yang bisa menyebabkan peradangan pada usus dan otak guna mengelola suasana hati dan tingkat energi. Berikut lima jenis makanan yang sebaiknya dihindari menurut Naidoo:
1. Makanan Olahan
Makanan olahan yang tidak sehat, seperti kue yang dipanggang dan minuman soda, cenderung mengandung banyak gula olahan dan pemanis tambahan. Naidoo mengatakan makanan tersebut dapat membanjiri otak dengan terlalu banyak glukosa.
"Banjir gula ini dapat menyebabkan peradangan di otak, yang pada akhirnya mengakibatkan depresi dan kelelahan," katanya.
Alih-alih makanan olahan, Naidoo menyarankan makanan utuh yang padat nutrisi, seperti sayuran segar, ikan, atau daging sapi yang diberi makan rumput organik.
2. Minyak Olahan Industri
Naidoo mengungkapkan minyak olahan industri, seperti minyak kelapa sawit dan minyak jagung, cenderung mengandung asam lemak omega-3 yang rendah, dan tinggi akan asam lemak omega-6 yang bersifat inflamasi.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi makanan yang tinggi asam lemak omega-6 memiliki risiko depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi makanan yang tinggi omega-3," tuturnya.
Ia menyarankan untuk menggunakan minyak zaitun ekstra virgin atau minyak alpukat sebagai alternatif saat memasak.
3. Gula Tambahan dan Olahan
Gula tidak hanya ada pada makanan manis seperti kue atau makanan penutup saja. Saus tomat, dressing salad, hingga kentang goreng juga diam-diam mengandung gula yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Naidoo menjelaskan gula tambahan dan olahan dapat memperburuk peradangan dan membuat kadar gula dalam tubuh melonjak. Hal ini dapat meningkatkan risiko ansietas dan suasana hati yang tidak stabil.
"Karena gula memiliki efek adiktif , semakin sedikit gula yang kita konsumsi, semakin sedikit pula keinginan kita. Untuk mengurangi ketergantungan Anda pada gula, belilah makanan utuh yang tidak dibuat dengan gula tambahan," terangnya.
4. Makanan yang Digoreng
Makanan yang digoreng memang mudah membangkitkan selera. Namun, mengonsumsinya secara berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental.
Sebuah studi pada 2016 menunjukkan orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan yang digoreng memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dalam hidup mereka.
"Makanan yang digoreng kemungkinan besar merusak suasana hati karena biasanya digoreng dengan lemak yang tidak sehat," ujar Naidoo.
5. Pemanis Buatan
Pemanis buatan semakin marak digunakan karena diklaim lebih sehat dan rendah kalori. Padahal, pemanis buatan telah terbukti berkontribusi meningkatkan risiko depresi.
"Satu studi menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi pemanis buatan, terutama melalui minuman diet, lebih tertekan daripada mereka yang tidak mengonsumsinya," jelas Naidoo.
"Lebih buruk lagi, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat menjadi racun bagi otak , mengubah konsentrasi neurotransmiter pengatur suasana hati," pungkasnya.
(ath/kna)