Jakarta -
Intelligence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual umumnya dipakai untuk mengukur kecerdasan seseorang. Bahkan, banyak orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk mengetahui tingkat IQ-nya.
Sebagai informasi, tingkat IQ seseorang diukur lewat satuan angka. Jika semakin besar angkanya, maka level IQ seseorang dikatakan tinggi atau jenis. Lalu sebaliknya, jika skor IQ-nya rendah maka biasanya disebut memiliki gangguan Intellectual Disability (ID).
Kamu bisa mengetahui IQ sang anak dengan menggunakan tes khusus. Lantas, tes IQ apa yang umum digunakan sekarang? Simak pembahasannya dalam artikel ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara Mengetahui IQ Anak Lewat Tes
Dilansir situs Science ABC, ada dua tes IQ yang umum digunakan untuk mengetahui IQ seorang anak, yakni Stanford-Binet dan Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC). Meski sama-sama menjadi alat pengukur kecerdasan intelektual, tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam perhitungan skor.
Jadi, rentang skala IQ untuk mengkategorikan skor yang didapat sifatnya tidak statis. Setiap tes IQ bisa memiliki rentang yang berbeda. Selain itu, rentang atau jenis tes IQ juga bisa terus diperbarui.
Untuk mengetahui perbedaan antara tes Stanford-Binet dan Wechsler Intelligence Scale for Children, simak penjelasannya di bawah ini:
1. Tes Stanford-Binet
Tes IQ ini diciptakan untuk memahami kemampuan anak dan menganalisis kenapa sebagian dari mereka cenderung tertinggal dari sebayanya. Berdasarkan versi tes edisi kelima, berikut kategori rentang IQ dalam tes Stanford-Binet:
- Skor 176-225: teramat sangat berbakat (profoundly gifted)
- Skor 161-175: sangat berbakat (extremely gifted)
- Skor 130-144: berbakat (gifted)
- Skor 120-129: superior
- Skor 110-119: di atas rata-rata (high average)
- Skor 90-109: rata-rata (average)
- Skor 80-89: di bawah rata-rata (low average)
- Skor 70-79: batas tertinggal (borderline delayed)
- Skor 55-69: sedikit tertinggal (mildly impaired)
- Skor 40-54: cukup tertinggal (moderately delayed).
2. Tes Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC)
Tes IQ ini dikembangkan oleh David Wechsler. Tes ini diciptakan untuk mengecek kecerdasan seorang anak dari rentang usia 5-15 tahun.
Skala tes WISC terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok verbal dan kelompok performance. WISC terdiri dari 12 tes yang diurutkan sebagai berikut:
- Informasi
- Pemahaman
- Berhitung
- Persamaan
- Perbendaharaan kata
- Rentang angka
- Melengkapi gambar
- Mengatur gambar
- Rancangan balok
- Merakit objek
- Simbol
- Mazes.
Tes IQ Dinilai Hanya untuk Menguji Bidang Tertentu
Mengutip laman BPK Penabur, Tony Florio seorang psikologis klinis dan pengajar di Universitas New South Wales mengatakan, saat ini tes IQ hanya digunakan untuk menguji bidang tertentu saja. Menurutnya, tes tersebut tidak beradaptasi dengan kerja otak manusia saat ini.
Dalam tes IQ, hal yang diuji adalah kemampuan berbahasa, pengetahuan umum, dan pemecahan masalah. Jadi, tes tersebut tidak mengukur kreativitas, motivasi, dan kepribadian seseorang.
Selain itu, ada sejumlah faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil tes IQ seseorang, mulai dari tingkat stres, nutrisi, kondisi sosial ekonomi, serta dukungan dan perilaku sosial.
Lalu, sebuah studi juga mengungkapkan bahwa skor tes IQ bisa berubah seiring bertambahnya usia seseorang. Hal ini karena semakin tua seseorang, maka wawasan dan pendidikannya juga bisa bertambah.
Demikian penjelasan mengenai cara mengetahui tes IQ anak lewat tes. Tertarik untuk mengecek IQ sang buah hati?
(ilf/fds)