loading...
Jerman menolak untuk memiliki senjata nuklir sendiri, memilih mengandalkan perlindungan senjata nuklir Prancis dan Inggris. Foto/Mike Peel/CC-BY-SA-4.0.
BERLIN - Jerman tidak akan mengembangkan atau memperoleh senjata nuklir. Demikian penegasan Kanselir Friedrich Merz, yang memilih mengandalkan senjata Prancis dan Inggris sebagai pencegahan invasi asing.
"Jerman tidak akan dapat atau diizinkan untuk memiliki senjata nuklir sendiri," ujar kanselir baru tersebut dalam sebuah wawancara dengan penyiar radio Deutschlandfunk pada hari Minggu.
Dia menekankan bahwa Berlin dilarang oleh undang-undangnya untuk mengembangkan atau pun memperoleh senjata nuklir.
"[Dokumen] terbaru adalah Perjanjian 2+4 tahun 1990, di mana Jerman secara tegas menolak kepemilikan senjata nuklir. Dan itu akan tetap berlaku," kata Kanselir Merz.
Secara formal dikenal sebagai "Perjanjian Penyelesaian Akhir Terkait Jerman", yang meletakkan dasar hukum bagi penyatuan kembali Jerman Barat dan Timur, dokumen tersebut juga menetapkan bahwa tidak ada angkatan bersenjata asing, senjata nuklir, atau pengangkutnya yang akan dikerahkan di wilayah Berlin dan bekas Jerman Timur.
Namun, Merz telah mengisyaratkan kesediaannya untuk menjajaki kerja sama nuklir yang lebih besar dengan sekutu NATO, dengan menyerukan diskusi dengan Inggris dan Prancis.
“Kita juga harus menjadi lebih kuat bersama dalam cakupan nuklir di Eropa,” katanya.
Bulan lalu, dia menyarankan agar Inggris dan Prancis dapat memperluas perlindungan nuklir mereka ke Jerman, dengan merujuk pada ketegangan antara Rusia dan NATO atas konflik Ukraina.
Menanggapi pernyataan tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengisyaratkan bahwa dia memutuskan untuk membuka debat strategis tentang perlindungan sekutu NATO di benua Eropa melalui pencegah nuklir.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya