Pemandangan kehancuran di Rumah Sakit Indonesia setelah gencatan senjata Gaza, di Beit Lahia, Gaza utara, Selasa (21/1/2025).
Setelah gencatan senjata di Gaza mulai berlaku menyusul kesepakatan antara Hamas dan Israel, warga Palestina mulai kembali ke rumah mereka.
Mereka yang kembali ke Gaza utara bertemu dengan kehancuran besar dan puing-puing yang ditinggalkan oleh serangan tentara Israel. Salah satunya adalah Rumah Sakit Indonesia.
Meski bangunan rumah sakit ini tidak rata dengan tanah, namun kehancuran terlihat nyata di seluruh bagian dalam gedung rumah sakit.
Pasukan zionis Israel berulang kali menjadikan rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk milik Indonesia, sebagai target mereka.
Pada 20 November 2023 militer Israel menjadikan lantai operasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara sebagai sasaran serangan sehingga merusak peralatan medis di rumah sakit tersebut.
Pada saat itu direktur kerumahsakitan di Gaza, Munir al-Bursh, yang berbicara dari RS Indonesia menyebutkan bahwa RS Indonesia di Jalur Gaza menjadi satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di sebagian kota Gaza dan di wilayah utara Gaza.
Kemudian pada 19 Oktober 2024, Wakil Menteri Kesehatan Gaza dr. Yousef Abu Rish melaporkan bahwa pasukan zionis Israel kembali menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara dan menyerang sekelompok pengungsi yang bertahan di gerbang rumah sakit.
Pada saat itu, tentara Israel memerintahkan tiga RS di Gaza Utara yang masih aktif – salah satunya RS Indonesia – untuk segera melakukan evakuasi ke arah selatan. Mereka juga mengancam akan menghancurkan rumah sakit dan menangkap orang-orang di dalamnya apabila perintah tersebut tak diindahkan.
Di tengah gempuran Israel, Rumah Sakit Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas kesehatan bagi warga yang membutuhkan, namun juga sebagai pengungsian bagi mereka yang mencari perlindungan di tengah serangan tanpa jeda terhadap wilayah kantong tersebut.
Keberadaan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina menjadi simbol sekaligus bukti dukungan penuh bangsa dan rakyat Indonesia bagi warga Palestina.