Jakarta -
Dari tahun ke tahun, penduduk Singapura kian berumur panjang. Usia harapan hidup bayi yang lahir pada 2024 diproyeksikan mencapai 86 tahun.
Usia harapan hidup ini bahkan jauh lebih tinggi 11 tahun dibandingkan tahun 1960. Saat itu, umur warganya diperhitungkan sampai 65 tahun.
Tak hanya itu, jumlah orang berumur lebih dari 100 tahun di Singapura meningkat dua kali lipat selama periode 2010-2020. Sejak tahun 2023, Singapura dinobatkan sebagai wilayah Blue Zone atau 'Zona Biru' keenam di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zona biru adalah daerah yang warganya berumur panjang dan sehat karena kombinasi sejumlah faktor, termasuk budaya, gaya hidup, pola makan, dan komunitas setempat. Istilah "Zona Biru" kali pertama dicetuskan jurnalis National Geographic bernama Dan Buettner
Singapura menjadi wilayah baru pertama yang ditambahkan ke daftar Zona Biru dalam beberapa dekade terakhir, meski daftar ini belakangan sempat dipertanyakan keakuratannya oleh para pakar demografi.
Secara spesifik, Buettner menyebut Singapura sebagai Zona Biru 2.0, karena harapan hidup yang tinggi warganya merupakan hasil kebijakan pemerintah, bukan datang dari tradisi dan budaya yang telah lama ada seperti di wilayah Ikaria, Yunani, dan Nicoya, Kosta Rika.
Namun, tak cuma soal kuantitas alias angka harapan hidup. Warga Singapura juga mengapresiasi kualitas hidup mereka. Apa sih rahasianya? Simak berikut ini.
baca juga
Transisi Menuju Hidup Sehat
Warga Singapura telah menyaksikan perubahan kebijakan pemerintah secara bertahap memengaruhi kualitas kesehatan dan kesejahteraan mereka.
"Karena tumbuh besar di sini, saya melihat langsung perubahan dalam kesadaran kesehatan masyarakat," kata Firdaus Syazwani, warga Singapura yang mengelola blog nasihat keuangan Dollar Bureau, dikutip dari BBC.
Ia menjabarkan, sederet contoh kebijakan seperti pajak yang tinggi untuk rokok dan alkohol, ditambah larangan merokok di tempat umum yang ketat.
"Tidak hanya meningkatkan kesehatan individu tetapi juga memperluas ruang publik, membuatnya lebih ramah dan bersih. Tidak ada lagi yang merokok dengan pasif," lanjutnya.
Kebijakan Pelabelan Nutrisi pada Makanan
Ia mengaku terkejut mengetahui penetapan Singapura sebagai Zona Biru, terutama karena tingginya kandungan gula, garam, dan santan yang digunakan dalam berbagai makanan lokal. Namun, bahkan hal itu pun disebutnya kini perlahan berubah jadi lebih baik, lagi-lagi karena kebijakan pemerintah.
"Mengingat kecenderungan masakan lokal kami yang menggunakan banyak bahan, Badan Promosi Kesehatan [di bawah pemerintah Singapura] meluncurkan sejumlah inisiatif untuk mendorong warga memilih makanan yang lebih sehat," katanya.
"Meskipun belum diketahui seberapa efektif inisiatif ini, saya pribadi cenderung menjauhi minuman manis saat melihat label-label tersebut," ujar Syazwani.
Layanan Kesehatan yang Mumpuni
Layanan kesehatan Singapura sempat menerima sejumlah penghargaan global atas kualitas layanan dan kemampuannya untuk menekan biaya berobat. Indeks Kemakmuran Legatum 2023 pun menempatkan Singapura sebagai yang terbaik di dunia dalam hal kesehatan warga dan kemampuan mereka mengakses layanan kesehatan.
Selain mendapat layanan kesehatan universal dari pemerintah, warga Singapura juga punya jaring pengaman lain yang merupakan hasil kombinasi layanan swasta dan dana tabungan untuk menutupi biaya yang terpaksa harus dikeluarkan dari kantong pribadi.
baca juga
======break========
Warga Singapura bisa berumur panjang juga tak hanya karena layanan kesehatan negara itu yang mumpuni. Kebijakan pemerintah lainnya juga berperan penting. Dengan transportasi umum yang bisa diandalkan, misalnya, warga didorong untuk lebih banyak berjalan kaki dan berolahraga setiap hari.
Fokus pemerintah dalam menjaga kebersihan dan keindahan pun disebut memberikan rasa aman dan tenang bagi warganya.
"Inisiatif pemerintah untuk memprioritaskan integrasi taman, kebun, dan cagar alam dengan lanskap kota telah membuat [Singapura] mendapat reputasi sebagai 'kota kebun'," kata Charu Kokate, mitra senior di Safdie Architects yang sempat memimpin proyek-proyek ikonik seperti apartemen Sky Habitat dan bandara Jewel Changi.
Otoritas Pembangunan Kembali Perkotaan di Singapura, kata Kokate, berhasil merancang tata kota dengan cermat.
"Fokus mereka pada keberlanjutan, penggunaan lahan yang efisien, dan integrasi ruang hijau ke kehidupan perkotaan sungguh luar biasa," ujar Kokate, yang telah tinggal di Singapura selama lebih dari 15 tahun.
"Meski hukum di Singapura bisa jadi ketat, ia berhasil menghasilkan lingkungan yang bersih dan terawat dengan baik."
Salah satu tempat favoritnya adalah Singapore Botanic Gardens atau Kebun Raya Singapura. Terletak di pusat kota, ia merupakan satu-satunya kebun tropis yang diakui sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
"Koleksi anggreknya yang luar biasa, ditambah fokusnya pada penelitian dan konservasi tanaman menjadikannya surga bagi pencinta alam, keluarga, dan wisatawan yang mencari kedamaian dan keindahan," katanya.
Taman-taman umum di Singapura juga berfungsi sebagai ruang tumbuhnya berbagai komunitas. Menurut berbagai penelitian, ini termasuk faktor penting yang membuat warga bisa menjalani hidup yang lama dan sehat.
"Dari anak muda baru dewasa hingga lansia, Anda akan menemukan banyak orang yang berolahraga secara teratur, yang difasilitasi oleh taman umum yang luas, pusat kebugaran, dan kelas kebugaran yang mudah diakses di seluruh kota," kata Syazwani.
Angka Harapan Hidup Warga Singapura Memang Tinggi, tapi
Meski orang-orang bisa mendapat angka harapan dan kualitas hidup tinggi di Singapura, biaya hidup di negara ini juga menjulang. Singapura kerap disebut sebagai salah satu tempat dengan biaya hidup termahal.
Perusahaan konsultasi Mercer menempatkannya di posisi kedua termahal di dunia setelah Hong Kong. Soal populasi, Singapura terhitung beragam.
Banyak orang dari berbagai belahan dunia yang pindah ke negara ini. Meski begitu, pemerintahnya berupaya memprioritaskan terbentuknya kohesi sosial yang kuat melalui sejumlah aturan hukum.
Singapura punya aturan (dan hukuman) ketat terkait aktivitas membuang sampah sembarangan, merokok di tempat umum, mengonsumsi narkoba, dan bahkan menyeberang jalan serampangan.
Namun, banyak warganya merasa berbagai aturan tersebut justru membantu membuat Singapura menjadi tempat yang lebih aman dan indah untuk ditinggali.
"Kebijakan pemerintah secara cermat disesuaikan dengan kebutuhan penduduk, dengan fokus pada usaha meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, mendukung stabilitas ekonomi, dan menjaga keharmonisan sosial," kata Kokate.
"Stabilitas politik Singapura memainkan peran penting dalam membentuk iklim yang mendorong investasi bisnis, pertumbuhan ekonomi, dan kohesi sosial."
baca juga
(suc/kna)