Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu investor paling sukses di dunia, Warren Buffett lewat perusahaannya yakni Berkshire Hathaway mampu mendapatkan Rp18,43 triliun per bulan lewat investasinya di pasar surat utang negara (Treasury bill) Amerika Serikat (AS).
Warren Buffett, melalui Berkshire Hathaway, telah menguasai hampir 5% dari pasar Treasury bill AS, dengan investasi sebesar US$300,87 miliar atau Rp 5.074 triliun (kurs Rp16.865/US$).
Investasi ini terdiri dari US$14,4 miliar dalam bentuk surat utang yang jatuh tempo dalam tiga bulan dan US$286,47 miliar dalam investasi jangka pendek berbasis Treasury bill, tanpa saham, obligasi berisiko tinggi, atau aset kripto.
Langkah Buffett menunjukkan fokusnya pada keamanan dan likuiditas, dengan kepemilikan surat utang yang lebih besar dibandingkan dengan bank sentral AS (The Fed).
Sebagai catatan, The Fed saat ini memiliki sekitar US$195 miliar dalam T-bill, sedangkan Berkshire Hathaway memegang lebih dari US$300 miliar, menjadikannya pemegang T-bill terbesar, bahkan melebihi bank sentral terkuat di dunia.
Foto: Factors Affecting Reserve Balances of Depository Institutions
Sumber: The Fed
Cuan Rp18,43 T per Bulan
Apabila menggunakan imbal hasil rata-rata T-bill sebesar 4,359% pada April 2025, Buffett terpantau mendapatkan keuntungan sebesar Rp18,43 triliun per bulan atau sekitar Rp221,18 triliun dalam satu tahun.
Buffett terlihat memprioritaskan pengembalian yang stabil daripada investasi yang lebih berisiko.
Investor sukses tersebut belum melakukan akuisisi besar selama lebih dari dua tahun, dan sering kali mengutip valuasi yang tinggi sebagai alasannya.
"Semuanya terlalu mahal," katanya dalam wawancara sebelumnya.
Perusahaan besar lainnya seperti Apple juga telah meningkatkan eksposur mereka terhadap obligasi pemerintah.
Kini, Apple memegang US$15,5 miliar dalam bentuk surat berharga pemerintah sebagai bagian dari total kas dan setara kasnya sebesar US$30 miliar.
Strategi Buffett
Buffett memilih UST Bills karena beberapa alasan, seperti:
- Imbal hasil menarik: Pada April 2025, T-bill menawarkan imbal hasil sekitar4,359%, tinggi untuk instrumen yang dijamin pemerintah AS.
- Lebih menarik dari saham: Buffett menganggap pengembalian ini lebih baik dibandingkan peluang di pasar saham saat ini.
- Tidak ada akuisisi besar dalam dua tahun terakhir karena menurutnya semua aset terlalu mahal.
- Filosofi Buffett tetap sama:lebih baik tidak membeli sama sekali daripada membayar terlalu mahal.
Strategi Buffett di 2025 menunjukkan pendekatan konservatif dan disiplin tinggi dalam berinvestasi. Ia lebih memilih instrumen aman dengan imbal hasil layak daripada masuk ke pasar yang menurutnya sudahovervalued.
Cadangan kas perusahaan Buffett yang sudah lama dikenal melebihi PDB beberapa negara, kini telah melampaui US$334 miliar, dengan 90% dari total tersebut disimpan dalam bentuk Treasury bills.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)