Hantu Trumpcession Baru Muncul, RI Sudah Paling Babak Belur di Asia

16 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pagi hari ini di tengah sentimen yang kurang baik dari AS soal potensi resesi.

Dilansir dari Refinitiv, pada 11 Maret 2025 pukul 09:06 WIB, mata uang asia bergerak variatif. Rupiah Indonesia menjadi mata uang yang paling terpuruk dengan depresiasi 0,43%, ringgit Malaysia tergelincir 0,32%, dan baht Thailand juga tersungkur 0,21%.

Sementara won Korea Selatan tampak menguat 0,25%, yen Jepang mengalami apresiasi 0,16%, hingga peso Filipina menanjak 0,11%.

Sedangkan indeks dolar Amerika Serikat (DXY) cenderung tertekan 0,12% ke angka 103,72.

Sentimen yang terjadi disepanjang hari ini tampaknya didorong oleh kekhawatiran mengenai bakal terjadinya resesi di AS. Ketidakpastian ekonomi membuat para ekonom mengeluarkan sinyal kehati-hatian. Peluang resesi menjadi meningkat. Terlebih sejumlah indikator mulai dari kepercayaan konsumen hingga pertumbuhan ekonomi memburuk.

Para ekonom di Goldman Sachs, mengutip kebijakan Trump, telah meningkatkan peluang mereka untuk terjadinya resesi selama 12 bulan ke depan dari 15% menjadi 20% dan Morgan Stanley meramalkan "pertumbuhan yang lebih lambat tahun ini" daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Resesi umumnya didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang lemah atau negatif dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun. AS sempat mengalami resesi pada awal tahun 2020 saat pandemi Covid menyebar di mana jutaan orang kehilangan pekerjaan.

Mengutip The Guardian, Selasa (11/3/2025), para ekonom mengatakan risiko 'Trumpcession' meningkat karena tindakan nekat dan pendekatan tarif yang terputus-putus dari Trump mengguncang investor global, yang dicontohkan dengan keputusan minggu lalu untuk menghentikan tarif AS atas barang-barang dari Kanada dan Meksiko untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan. Trumpcession sendiri merupakan idiom dari Trump danrecession atau resesi, penurunan ekonomi atau negatif dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |