Jakarta -
Usus kerap disebut sebagai otak kedua bagi tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara otak dan usus.
Usus akan mengirimkan sinyal ke otak, dan otak akan memutuskan apa yang harus dilakukan. Jika usus tidak sehat, hal itu dapat mempengaruhi seluruh tubuh.
"Usus yang sehat biasanya berfungsi dengan baik jika Anda buang air besar satu hingga dua kali sehari, dengan kondisi feses yang bagus dan mudah dikeluarkan," jelas dokter naturopati di Naturopathic Wellness Center di Boulder, Colorado, Rosia Parrish, ND.
Menurutnya, buang air besar normal setiap hari ditandai dengan nihilnya gejala diare, sembelit, dan feses yang encer. Tanda-tanda lain dari usus yang sehat termasuk bebas dari gejala rektal seperti wasir, gejala perut kembung, hingga nyeri perut.
"Dengan sistem pencernaan yang berfungsi dengan baik, Anda tidak akan bereaksi terhadap makanan atau faktor eksternal, seperti stres atau faktor lingkungan," kata Dr Parrish yang dikutip dari Everyday Health.
"Anda juga tidak mudah mengalami kondisi lain, seperti gangguan kulit, autoimun, respons peradangan, dan masalah kesehatan lainnya," sambungnya.
Maka dari itu, Dr Parrish menjelaskan beberapa tanda usus yang kotor yang dapat muncul di seluruh tubuh. Apa saja?
1. Rasa Tidak Nyaman di Perut
Ketika perut sering mengalami kondisi seperti kembung, diare, sembelit, dan nyeri perut, ini bisa menjadi tanda dari sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS). Itu adalah kondisi umum yang mempengaruhi usus besar.
Studi menunjukkan ketidakseimbangan bakteri usus yang disebut disbiosis, dapat berperan dalam terjadinya IBS.
2. Mudah Kelelahan
Sebuah penelitian menemukan orang dengan sindrom kelelahan kronis mungkin memiliki ketidakseimbangan dalam mikrobioma usus, yang terdiri dari bakteri, mikroorganisme, jamur, dan virus yang ada di saluran pencernaan.
Para peneliti juga melihat hampir setengah dari orang yang kelelahan juga mengalami IBS.
3. Nafsu Makan Meningkat
Keinginan untuk makan yang meningkat dapat menyebabkan banyak bakteri jahat di dalam usus. Hal ini bisa menjadi tanda usus kotor.
Penelitian menunjukkan gula tambahan, khususnya sirup jagung fruktosa tinggi dapat mengurangi jumlah bakteri baik yang ada di dalam usus.
Ketidakseimbangan ini yang dapat memicu keinginan untuk mengonsumsi gula dan memperburuk disbiosis, yang merupakan kondisi ketidakseimbangan mikroorganisme yang ada di dalam usus.
4. Iritasi Kulit
Ternyata munculnya masalah pada kulit bisa menjadi tanda usus kotor. Penelitian menunjukkan hubungan antara usus kotor dengan masalah kulit, misalnya seperti eksim, jerawat, hingga psoriasis.
Sebuah tinjuan studi menjelaskan bahwa mikrobioma usus mempengaruhi kulit melalui mekanisme imun yang komplesks.
5. Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan yang tidak disengaja juga dapat menjadi salah satu tanda usus kotor. Penelitian menemukan perbedaan dalam mikrobioma usus orang kurus dan gemuk.
Studi menunjukkan pola makan ala Barat yang tinggi lemak dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan bakteri usus yang berdampak pada obesitas.
6. Kondisi Autoimun
Sebuah studi menjelaskan bahwa bakteri usus tertentu, yang disebut Bacteroides fragilis, menghasilkan protein yang dapat memicu timbulnya kondisi autoimun. Misalnya seperti rheumatoid arthritis, kolitis ulseratif, dan multiple sclerosis.
7. Masalah Suasana Hati
Studi menunjukkan adanya hubungan antara usus dan otak. Karena hubungan antara otak dan usus itu, mikrobioma dapat berperan penting pada kesehatan mental.
Mikrobioma mempengaruhi cara merespons stres dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Sebuah studi menemukan bahwa gangguan usus dan peradangan pada sistem saraf pusat dapat menjadi penyebab potensial kecemasan dan depresi.
(sao/naf)