Jakarta -
Villda, seorang wanita muda asal Tangerang Selatan, membagikan kisah perjuangannya melawan gangguan liver (hati) yang sempat mengganggu hidupnya di usia sangat muda. Ia pertama kali didiagnosis mengalami gangguan fungsi hati pada tahun 2022, ketika usianya baru menginjak 21 tahun.
Kisahnya bermula dari gejala ringan seperti mual dan tubuh yang terasa sangat lemas. Saat itu, Villda mengira dirinya hanya terkena masuk angin biasa. Namun, kondisi tubuhnya tak kunjung membaik. Setiap kali makan, ia selalu merasa mual hingga muntah. Nafsu makan menghilang, tubuh semakin lemah, dan rasa lelah terus menghantuinya.
Merasakan ada yang tidak beres, Villda akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"kirainnya cuman masuk angin lagi biasa," ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (21/4/2025).
"Gejala yang pertama keliatan itu setiap makan pasti muntah, nafsu makan berkurang, lemes, dan parahnya ruas di badan yang gatel banget," katanya lagi.
Saat menjalani pemeriksaan, dokter menemukan bahwa kulit dan bagian putih matanya mulai menguning. Awalnya, dokter menduga Villda mengidap hepatitis. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, ia dinyatakan negatif hepatitis.
Kondisinya pun makin memburuk. Tak hanya tubuh yang makin lemas, Villda juga mengalami ruam gatal di seluruh badan, warna urine berubah menjadi kuning pekat, dan stamina tubuhnya terus menurun drastis.
Dalam upaya mencari kejelasan, Villda tak menyerah begitu saja. Ia berkonsultasi ke tiga hingga empat dokter berbeda, bahkan sempat menjajal pengobatan tradisional dan alternatif.
Setelah melalui berbagai upaya dan pemeriksaan mendalam, Villda didiagnosis terkena gangguan fungsi liver. Vilda mengatakan dokter menduga kondisi tersebut disebabkan oleh infeksi virus.
"Dokter bilang karena virus demam berdarah dengue dari nyamuk (semacam dbd) yang kebetulan menyerangnya parah ke liver," tuturnya.
"Ditambah makanan dan istirahat ysng kurang juga. Jadi fungsi hati terganggu, Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT), Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), bilirubinnya jadi ningkat tinggi," lanjutnya lagi.
Proses pengobatan dan pemulihan memakan waktu yang tidak sebentar. Selama satu hingga dua tahun, Villda harus menjalani kontrol medis secara rutin setiap bulan untuk memantau kondisi darah dan fungsi hatinya.
Selama masa pemulihan, ia diwajibkan menjalani pola hidup sehat. Ia menghindari makanan yang digoreng, membatasi asupan gula dan garam, serta beralih ke makanan rebus dan kukus. Aktivitas fisik berat, termasuk olahraga, sementara waktu harus dihentikan sampai tubuh benar-benar pulih.
Kini, kondisi fungsi hati Villda sudah kembali normal. Ia menyebut terakhir kali menjalani pemeriksaan darah adalah pada awal 2024. Selama sakit, ia tidak sempat dirawat di rumah sakit, tetapi menjalani bed rest total di rumah.
NEXT: Tanda-tanda Penyakit Liver
Dikutip dari Mayoclinic, hati adalah organ yang terletak tepat di bawah tulang rusuk di sisi kanan perut. Organ ini berperan penting dalam mencerna makanan, membuang zat sisa dari tubuh, serta memproduksi berbagai zat, termasuk faktor pembekuan darah yang membantu menjaga aliran darah tetap normal.
Penyakit hati dapat diwariskan melalui keluarga, yang disebut sebagai penyakit keturunan. Segala hal yang merusak hati juga dapat menyebabkan masalah hati, termasuk virus, penggunaan alkohol, dan obesitas.
Seiring berjalannya waktu, kondisi yang merusak hati dapat menyebabkan jaringan parut, yang disebut sirosis. Sirosis dapat menyebabkan gagal hati, suatu kondisi yang mengancam jiwa. Namun, pengobatan dini dapat memberi waktu bagi hati untuk pulih.
Penyakit hati tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas atau mudah dikenali. Namun, jika gejala muncul, beberapa yang mungkin dialami antara lain:
Menguningnya kulit dan bagian putih mata, disebut penyakit kuning. Menguningnya kulit mungkin lebih sulit terlihat pada orang berkulit hitam atau cokelat.
- Sakit perut dan bengkak.
- Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki.
- Kulit gatal.
- Air seni berwarna gelap.
- tinja berwarna pucat.
- Kelelahan terus-menerus.
- Mual atau muntah.
- Kehilangan selera makan.
- Mudah memar.