FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
25 April 2025 05:30

Warga sipil di kota Qamishli, timur laut Suriah, tengah menjalani pelatihan militer untuk belajar menggunakan senjata dan menjaga keamanan lingkungan mereka dari potensi serangan. Langkah ini menyusul meningkatnya kekerasan di wilayah pesisir Suriah awal Maret lalu yang menewaskan ratusan warga Alawi. (REUTERS/Orhan Qereman)

Pelatihan ini dipimpin oleh Nabil Ismail, pelatih yang ditunjuk oleh otoritas Kurdi. Ia mengatakan, inisiatif ini merupakan respons atas serangan balasan oleh loyalis bersenjata terhadap pasukan keamanan baru Suriah, buntut dari konflik berkepanjangan yang melibatkan kelompok pendukung presiden terguling Bashar al-Assad. (REUTERS/Orhan Qereman)

Tak hanya kaum pria, sejumlah ibu-ibu juga ambil bagian dalam latihan militer. Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang didominasi Kurdi dan didukung AS, bulan lalu sepakat bergabung dalam struktur negara baru Suriah. SDF kini menguasai sebagian besar wilayah timur laut yang kaya minyak. (REUTERS/Orhan Qereman)

Warga juga dilatih memeriksa kendaraan di pos pemeriksaan, sebagai bagian dari peningkatan keamanan di tengah ketidakstabilan yang terus berlanjut. (REUTERS/Orhan Qereman)

Negara-negara Barat terus mengawasi perkembangan politik dan keamanan di Suriah. Mereka menuntut pembentukan pemerintahan inklusif, penguatan institusi, dan penanganan kelompok ekstremis seperti ISIS dan al-Qaeda, yang sebelumnya telah menewaskan ratusan warga Alawi. (REUTERS/Orhan Qereman)

Konflik di Suriah semakin rumit dengan keterlibatan ribuan pejuang asing Muslim Sunni dari berbagai negara, termasuk China, Albania, Rusia, dan Pakistan, sejak awal perang. Mereka bergabung dengan kelompok pemberontak untuk melawan rezim Assad dan milisi Syiah pro-Iran. (REUTERS/Orhan Qereman)

Setelah pembubaran tentara Suriah, Presiden Ahmed al-Sharaa kini bergantung pada sekitar 20.000 pejuang dari berbagai kelompok, termasuk militan asing. Ketergantungan pada kelompok jihad garis keras menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik baru jika dilakukan tindakan represif terhadap mereka. (REUTERS/Orhan Qereman)

Rencana penarikan pasukan Amerika Serikat dari timur laut Suriah juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas kawasan. Saat ini, sekitar 2.000 tentara AS masih bertugas di wilayah tersebut, bekerja sama dengan pasukan lokal untuk mencegah kebangkitan ISIS. Pentagon mengumumkan rencana pengurangan jumlah pasukan menjadi sekitar 1.000 orang dalam waktu dekat. (REUTERS/Orhan Qereman)